10 Strategi Terbaru Digital Marketing 2023, Wajib Paham Nih
Menjelang tahun 2023 mendatang, pebisnis mesti menyiapkan strategi digital marketing baru untuk memajukan bisnisnya. Pemasaran secara daring masih menjadi pilihan paling efektif sekaligus menjanjikan. Pasalnya, kita tidak bisa tutup mata bahwa konsumen zaman sekarang sangat bergantung dengan keberadaan internet.
Dalam berbisnis, pesaing yang sifatnya sangat kompetitif pasti akan selalu muncul. Jika semua perusahaan atau pebisnis sama-sama menggunakan digital marketing, lalu apa yang menjadikan salah satu di antara mereka unggul? Jawabannya tentu saja ada pada strategi digital marketing yang perusahaan siapkan.
Untuk para Teman Belajar yang bergelut dalam bidang pemasaran digital, sekarang waktunya bersiap membuat rencana matang nih. Berikut ini ada beberapa prediksi mengenai tren digital marketing untuk tahun 2023. Pelajari dan cermati bersama-sama yuk!
Marketing Konvensional vs Digital Marketing
Sebelum membahas strategi untuk tahun depan, ada baiknya kita pelajari kembali perbedaan antara marketing konvensional dengan digital marketing. Soalnya hingga saat ini masih saja ada perdebatan nih mengenai metode pemasaran mana yang efektif. Apakah harus 100% digital marketing atau sebagian masih memakai cara konvensional?
Marketing Konvensional
Sederhana, marketing konvensional itu sifatnya sama sekali tidak memanfaatkan keberadaan internet alias serba offline. Bentuknya dapat berupa iklan pada papan reklame, telepon, surat, siaran, dan lain-lain. Sementara, media untuk menjangkau lebih banyak konsumen biasanya dapat berupa radio, televisi, hingga surat kabar.
Marketing konvensional menjadi salah satu metode pemasaran paling tua. Orang-orang yang terbiasa dan sudah nyaman dengan cara ini biasanya agak sulit untuk membuka diri pada metode baru. Pasalnya, penelitian dan hasil dari marketing konvensional ini pun sudah cukup banyak.
Meski terkesan “jadul,” strategi pemasaran konvensional ini amat efektif untuk menjaring para calon pembeli lokal. Iklan yang terpasang lewat papan reklame pun dapat bertahan lama. Selain itu, zaman sekarang masih ada juga tipe konsumen yang lebih melek pada marketing konvensional daripada digital marketing.
Digital Marketing
Berbanding terbalik dengan marketing konvensional, digital marketing mengandalkan segala hal berbau online untuk pemasaran, baik produk maupun jasa. Misalnya, website, iklan lewat media sosial, pemasaran lewat email, serta iklan PPC. Perubahan sosial, budaya, dan teknologi telah mendongkrak kepopuleran digital marketing ini sendiri.
Makin berkembangnya teknologi menjadikan pemasaran digital kian dekat ke konsumen. Bukan hanya karena serba praktis, digital marketing juga menawarkan biaya lebih hemat daripada konvensional marketing. Selain itu, kedekatan dengan konsumen pun makin baik karena tak terbatas jarak ataupun waktu.
Dengan melihat perilaku konsumen masa kini yang banyak menghabiskan waktu berselancar di internet, sangat wajar untuk mengalihkan pemasaran ke digital. Ibaratnya, menggunakan internet adalah rutinitas harian konsumen, maka sayang jika pebisnis tak memanfaatkannya.
Strategi Marketing Mana yang Lebih Baik?
Pertanyaan selanjutnya muncul: apakah metode konvensional marketing mesti pebisnis tinggalkan? Memang betul bahwa pemasaran secara konvensional sudah bertahan dan teruji selama berpuluh-puluh tahun. Namun, kejayaan tersebut nyaris hilang sekejap mata sejak kehadiran internet yang makin menjamur.
Teman Belajar, kita tidak bisa menyangkal bahwa pertumbuhan internet telah banyak mengubah pola dan kebiasaan konsumen. Iklan yang ada pada media sosial seperti YouTube atau Instagram kini jelas jauh lebih menarik daripada iklan pada pada reklame. Pesan branding lewat media sosial jauh lebih mudah tersampaikan ke konsumen daripada lewat televisi.
Beberapa pebisnis masa kini tak lagi bisa melihat peluang dari konvensional marketing. Pasalnya, interaksi langsung dengan konsumen amat terbatas. Padahal, keterikatan dengan konsumen juga menjadi kunci penting dalam kesuksesan penjualan produk atau jasa.
Memang ada beberapa perusahaan tetap mengandalkan konvensional marketing dalam pemasarannya. Namun, digital marketing-lah yang mendorong pertumbuhan pendapatan perusahaan lebih tinggi. Menurut HubSpot, setengah lebih dari pendapatan perusahaan justru berasal dari penjualan lewat daring.
Jadi, jelas ya kalau digital marketing menjadi strategi bisnis yang paling tepat sejauh ini. Menggabungkan dua metode pemasaran juga bagus kok. Hanya saja, perhatikan porsi mana yang semestinya lebih besar. Terlebih jika target konsumen yang ingin perusahaan jangkau sangat luas, bukan sekadar pembeli lokal.
Cara Membangun Strategi Digital Marketing
Andai ingin digital marketing-nya sukses, perusahaan mesti punya perencanaan yang baik. Secara umum, strategi digital marketing merupakan sebuah perencanaan komprehensif untuk pemasaran lewat online dengan berbagai cara dan bentuk. Misalnya, lewat pencarian organik, media sosial, iklan berbayar, dan lain-lain.
Tujuan utama dari perencanaan ini adalah meningkatkan kesadaran para calon pembeli sehingga dapat menarik lebih banyak pelanggan baru. Nah, untuk memenuhi tujuan tersebut, perusahaan mesti membangun strategi yang tepat. Beberapa langkahnya antara lain sebagai berikut:
Bangun Buyer Persona
Mau itu pemasaran konvensional ataupun digital, yang paling penting adalah mengenali pembeli. Sebuah strategi yang baik dibuat berdasarkan persona pembeli atau buyer persona. Bahkan, makin detail adalah makin baik.
Buyer persona dapat mewakili pembeli ideal versi perusahaan. Buyer persona tersebut dapat pebisnis peroleh dari riset, wawancara, hingga survei. Yang harus kita perhatikan, buyer persona harus berdasarkan data dan fakta, bukan asumsi semata.
Lantas, informasi apa saja yang dapat membantu kita menciptakan buyer persona? Data yang mesti perusahaan dapatkan bisa berupa kuantitatif dan kualitatif. Contohnya seperti ini:
Kuantitatif
- Lokasi: pakai analisis website untuk menelusuri jejak dan lokasi para konsumen
- Usia: tentukan rentang usia konsumen lewat database pembelian
- Pendapatan: untuk mendapatkan data ini, perusahaan dapat melakukan survei atau wawancara
Kualitatif
- Minat pelanggan: hal ini meliputi hobi, kebiasaan, merek, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan kepuasan pelanggan
- Preferensi dan prioritas: penting untuk mengetahui apa yang menjadi prioritas konsumen dalam melakukan pembelian
Beberapa hal tadi adalah contoh informasi yang nantinya bisa pebisnis pakai dalam membangun buyer persona. Dengan menggabungkan semua rincian atau detail yang ada, perusahaan lebih mudah menargetkan pembeli seperti apa yang cocok untuk produk yang ditawarkan.
Identifikasi Tujuan dan Digital Marketing yang Dibutuhkan
Setelah buyer persona, perusahaan perlu menerapkan tujuan dari pemasaran digital. Ini adalah fundamental penting dalam mencapai bisnis yang sukses.
Apa pun tujuannya, perusahaan harus memastikan bahwa tujuan tersebut logis tercapai dengan memanfaatkan media yang tepat. Dalam hal ini, pemilihan channel dan tools digital marketing menjadi hal yang sangat krusial.
Misalnya, sebuah produk untuk target market anak muda usia 25-34 tahun akan lebih cocok menggunakan iklan berbayar di YouTube atau TikTok? Untuk menjawabnya, perusahaan butuh kembali pada buyer persona tadi, terutama bagian interest. Andai tujuannya untuk menarik minat anak-anak muda, media seperti apa saja yang sekiranya cocok?
Meski terkesan sederhana, hal-hal mendetail seperti itu sangat menentukan keberhasilan digital marketing. Intinya, semua yang perusahaan lakukan harus berpondasi pada tujuan pemasaran itu sendiri. Selama tujuannya jelas, perusahaan hanya butuh menggerakkan strategi dengan tepat.
Evaluasi Digital Channel
Saat hendak melakukan evaluasi terhadap channel marketing yang nantinya akan dipakai, ada baiknya perusahaan kembali pada tujuan dari pemasaran. Ini untuk menghindari kebingungan atau ketidakakuratan dalam pemakaian channel.
Setidaknya ada tiga kerangka kerja yang bisa digital marketer persiapkan. Ketiga kerangka tersebut meliputi: owned media, earned media, dan paid media.
Owned media merupakan aset digital yang perusahaan miliki, baik dalam bentuk website, profil media sosial, konten blog, dan lain-lain. Kendali channel ini sepenuhnya berada pada perusahaan. Sementara, earned media mengacu pada word-of-mouth marketing yang didistribusikan melalui konten lain. Contoh yang paling mudah adalah testimoni dari konsumen yang sering muncul pada berbagai media sosial.
Terakhir, paid media merupakan channel media pemasaran yang membutuhkan biaya. Misalnya, Google Ads Words, Instagram Ads, Meta Ads, dan lain-lain. Tujuan dari paid media ini adalah untuk meningkatkan visibilitas produk atau jasa ke konsumen.
Katakanlah kita membuat konten yang sedang tren di website perusahaan (owned media). Karena isi kontennya sangat menarik dan relate dengan masalah konsumen, banyak orang membagikan konten tersebut ke media sosial (earned media). Lalu, untuk menjangkau konsumen lebih luas, kita melakukan re-purpose konten artikel menjadi konten Instagram dan mengiklankannya (paid media).
Ingat, tidak semua kerangka kerja tersebut mesti kita gunakan bersama-sama. Mungkin ada satu atau dua konten yang benar-benar butuh paid media. Sementara, ada juga banyak konten yang berpotensi mudah tersebar karena memang unik.
Rencanakan Promosi lewat Owned Media
Dalam menyiapkan konten melalui owned media, digital marketer harus berpegang pada perencanaan konten. Content planning dapat membantu pemasaran mencapai tujuannya. Contohnya seperti ini:
- Judul pemasaran (promosi untuk produk ABC)
- Format (dapat berupa video)
- Tujuan (meningkatkan penjualan produk ABC di musim liburan)
- Channel untuk promosi (Instagram, TikTok, YouTube)
- Kenapa konten tersebut harus dibuat (untuk lebih menarik perhatian konsumen dan mendatangkan pelanggan baru)
- Prioritas atau urgensi konten (karena sifatnya seasonal, konten harus menjadi prioritas dibandingkan konten-konten lain)
Ingat, perusahaan punya kendali penuh dalam owned media. Jadi, maksimalkan channel tersebut untuk pemasaran yang efektif. Konten organik tetap punya potensi untuk menarik minat pelanggan tanpa mesti berbayar kok. Kuncinya ada pada perencanaan dan eksekusi yang matang.
Rencanakan dan Evaluasi Paid Campaign
Semua iklan berbayar harus direncanakan sekaligus dievaluasi. Pasalnya, paid campaign akan berpengaruh pada bujet marketing yang tersedia juga. Dana yang besar tidak serta merta menjadi jaminan sebuah konten akan berhasil hingga muncul konversi loh.
Dari semua paid channel yang digunakan, cermati lagi apakah semuanya bekerja dengan baik. Misalnya, kita mengambil paid channel untuk Google Ads Words, Instagram Ads, Meta Ads, dan Twitter Ads. Ternyata kinerja Twitter Ads tidaklah sebagus channel lain. Bisa jadi ini waktunya kita untuk memikirkan ulang apakah strategi pada Twitter Ads masih layak dipakai atau tidak.
Pada akhirnya, kita mesti berpegang pada beberapa platform yang jelas mampu mendongkrak keuntungan. Tidak semua harus kita gunakan, terlebih jika biaya untuk paid campaign terus membengkak.
Strategi Digital Marketing 2023
Lalu, bagaimana ya tren sekaligus strategi digital marketing tahun 2023 yang bisa kita andalkan? Berikut beberapa rambu-rambu penting yang bisa jadi acuan buat kita:
Jenis Konten Marketing
Teman Belajar, jenis dari konten marketing sangat beragam, mulai dari visual grafis, artikel, hingga video. Menurut HubSpot, konten video sudah menjadi tren sejak tahun 2022 dan itu akan terus berlanjut hingga tahun mendatang. Jadi, jenis konten berupa video diprediksi akan makin booming dan digemari konsumen.
Video menciptakan hubungan yang lebih dalam antara konsumen dengan brand. Ini jauh lebih efektif daripada melalui konten berupa teks atau podcast. Selain itu, proses pembuatan video untuk konten marketing tidaklah sesulit zaman dulu.
Dulu perusahaan enggan membuat konten video karena butuh sumber daya serta proses produksi yang mahal. Kini, hal tersebut hampir jarang terjadi. Lihat saja, banyak video-video pendek dibuat tanpa harus mengeluarkan banyak biaya. Cukup dengan smartphone dan tools editing sederhana, sebuah video menarik pun dapat brand buat.
Yang jadi poin penting adalah durasi video. Tahun 2023 nanti, konsumen akan makin suka dengan video-video pendek yang tak cuma menghibur, tapi juga edukatif. Platform seperti TikTok dan Instagram (Reels) akan menjadi media ampuh untuk pemasaran konten.
Media Sosial Menjadi Customer Service Tools
Sadar nggak, konsumen zaman sekarang lebih suka layanan pelanggan lewat media sosial? Alih-alih mengecek ketersediaan barang pada website atau marketplace, konsumen lebih memilih menanyakan langsung ke admin media sosial (misalnya lewat DM Instagram). Alasannya cukup masuk akal kok: lebih praktis dan fast response.
Berkaca dari hal tersebut, besar kemungkinan bahwa media sosial dapat bergeser menjadi customer service tools bagi sebuah brand. Konsumen milenial dan gen Z lebih banyak menggunakan media sosial sebagai tempat untuk berbelanja. Oleh sebab itu, jangan heran jika konversi pembelian justru banyak datang dari media sosial.
Tren ini setidaknya menjadi rambu-rambu bagi berbagai brand atau perusahaan untuk meningkatkan kualitas layanan di media sosial. Jangan sampai terlalu banyak chat dari pelanggan menumpuk karena tak sempat terbaca ya!
Kerja Sama dengan Influencer
Pemasaran melalui kerja sama dengan influencer setidaknya sudah mulai perusahaan lakukan dalam lima tahun terakhir. Hasilnya pun cukup signifikan, yakni membantu menaikkan penjualan produk. Maka, tahun 2023 nanti pun pasti masih banyak digital marketer yang akan mengandalkan kerja sama dengan influencer.
Yang perlu sebuah brand perhatikan adalah sosok influencer-nya. Jangan sampai hanya terjebak pada jutaan pengikut atau kepopuleran semata. Influencer yang tidak sejalan dengan value sebuah brand justru akan menurunkan citra brand itu sendiri.
Perusahaan juga tak mesti mengeluarkan bujet besar untuk influencer ternama. Manfaatkan micro-influencer dengan pengikut lebih sedikit, tetapi punya potensi engagement jauh lebih tinggi ke audiens. Yang penting pastikan citra sang influencer memang cocok untuk produk atau brand ya.
SEO
Digital marketer mesti memastikan bahwa website beserta konten di dalamnya dapat menjangkau banyak orang, setidaknya dalam ranking Google. Meskipun SEO bukanlah hal baru dalam digital marketing, strategi dan penggunaannya mesti terus digital marketer dalami bukan?
Melansir dari HubSpot, SEO sebenarnya menempati urutan ketiga dalam tren digital marketing tahun 2023 mendatang. Posisinya ada setelah konten video pendek dan influencer. Para marketer masih meyakini bahwa SEO punya peranan penting dalam mendatangkan pelanggan baru.
Seiring dengan algoritma Google yang senantiasa berubah, maka optimasi SEO akan terus dilakukan. Maka, jangan sampai digital marketing tahun depan melupakan hal penting ini ya. Sampai beberapa tahun mendatang, SEO akan tetap jadi kunci kesuksesan pemasaran digital.
Optimasi Mobile Sangat Penting
Dalam melakukan optimasi SEO, digital marketer juga mesti mengoptimalkan dari sisi mobile. Ingat, kebanyakan konsumen menghabiskan waktunya bersama smartphone. Traffic dalam akses sebuah website paling banyak berasal dari perangkat seluler, baik itu ponsel maupun tablet.
Berkaca dari sini, penting sekali bagi perusahaan untuk meningkatkan kenyamanan website melalui mobile. Beri perhatian khusus akan kecepatan website. Para generasi milenial dan gen Z biasanya tidak cukup sabar untuk bertahan lama pada situs yang lemot dan berat.
Saat tampilan website lewat mobile makin nyaman untuk pelanggan, bukan tidak mungkin akan banyak terjadi pembelian lewat ponsel. Oleh sebab itu, prioritaskan juga untuk optimasi SEO mobile pada tahun 2023 mendatang.
Pemasaran Media Sosial
Melanjutkan tren tahun-tahun selanjutnya, pemasaran lewat media sosial masih menjadi strategi digital marketing yang paling sukses. Selain karena pengguna media sosial makin tinggi, berbagai platform media sosial pun ikutan menyediakan “lapak berjualan” bagi pebisnis. Sebut saja, Instagram Shopping dan Facebook Shops.
Pergeseran budaya bersosialisasi melalui media sosial telah menimbulkan kebiasaan baru pula dalam berbelanja. Menurut data, 71% gen Z lebih suka menemukan produk baru lewat media sosial. Sementara, 51% generasi milenial juga melakukan hal yang sama.
Hal ini diprediksi akan terus meningkat sampai lima tahun ke depan. Nah, Teman Belajar bisa bayangkan betapa ramainya media sosial kelak sebagai ladang pemasaran kan?
Saat tren ini terus berkembang, banyak perusahaan pasti akan mulai memikirkan untuk banyak berfokus pula ke media sosial. Apalagi salah satu strategi kerja dengan influencer pun akan banyak hadir dari media sosial.
TikTok Makin Diminati
Dari berbagai platform media sosial yang ada, keberadaan TikTok masih akan terus berkembang hingga tahun depan. Saat ini 56% digital marketer memanfaatkan TikTok untuk pemasaran produk. Bukan tidak mungkin jika tahun depan angka tersebut akan kian bertambah.
Jangan berpikir bahwa pemasaran lewat TikTok hanya akan sukses untuk target market muda, terutama gen Z. Data dari HubSpot justru menunjukkan bahwa pada tahun 2022 ini sebanyak 50% milenial mengunjungi TikTok dalam tiga bulan terakhir. Angka ini kemungkinan besar akan bertambah pada tahun mendatang.
Dengan bergesernya interest konsumen ke konten video pendek, maka TikTok adalah media tepat untuk pemasaran. Jadi, digital marketer sudah tak boleh lagi anti pakai TikTok tahun depan ya!
Email Marketing
Meski tergolong strategi cukup “tua,” email marketing masih menjadi andalan dalam digital marketing. Melansir dari Digital Marketer, 82% perusahaan B2B masih menggunakan newsletter melalui email marketing sebagai strategi pemasaran yang efektif. Teman Belajar, pernahkah bertanya-tanya: kenapa ya email marketing masih dipakai sampai sekarang?
Salah satunya adalah karena email marketing memberikan keamanan yang sedikit lebih baik daripada metode lain. Pebisnis dapat menyampaikan pesan langsung ke konsumen lewat email tanpa adanya ancaman dikesampingkan karena alasan privacy atau filter.
Penggunaan Artificial Intelligence
Beberapa waktu lalu, sempat heboh kabar keberadaan artificial intelligence yang dapat menggeser berbagai profesi. Hal ini hampir sepenuhnya benar karena toh digital marketing pada tahun-tahun mendatang bisa jadi bergantung pada AI loh.
Kecerdasan buatan sepertinya makin siap untuk memberi dampak besar pada berbagai industri di masa depan. Pemasaran profesional pun mulai memakai AI untuk model data, algoritma, hingga pembelajaran mesin. Data dari AI dapat membantu pebisnis dalam mengoptimalkan pengeluaran, merencanakan konten, dan meningkatkan kepuasan pelanggan.
Beberapa manfaat dari AI bagi digital marketer antara lain:
- Lebih akurat dalam memprediksi tren
- Target market lebih tepat
- Memahami kebiasaan pembeli lebih baik
- Meningkatkan ROI
Inbound Marketing untuk Pengembangan Brand
Inbound marketing merupakan metode mengembangkan perusahaan dengan membangun hubungan penuh makna dengan konsumen. Tujuan dari inbound marketing ini lebih banyak berfokus pada value branding yang harapannya dapat menggerakkan konsumen agar semakin maju.
Pada akhirnya, inbound marketing dapat menjadi cara untuk menciptakan kesadaran konsumen akan suatu brand. Kedekatan antara brand dengan konsumen akan membangun hubungan hingga loyalitas yang kuat. Oleh sebab itu, sebuah brand mesti menyiapkan konten-konten berkualitas yang relate dan erat dengan konsumen.
Kesimpulan
Pada tahun 2023 nanti, strategi digital marketing akan mengalami pengembangan dari tahun ini. Bentuk konten marketing seperti video pendek akan makin diminati konsumen. Platform media sosial tetap akan jadi primadona dalam pemasaran, terutama TikTok.
Meski area pemasaran lewat media sosial makin berkembang, bukan berarti digital marketer melupakan pentingnya SEO. Optimasi tetap harus dilakukan seiring dengan algoritma Google yang terus berubah. Jangan lupa untuk mengoptimalkan tampilan website lewat mobile untuk meningkatkan kepuasan konsumen.
Kerja sama dengan influencer dan inbound marketing dapat menjadi strategi paling pas untuk menanamkan value brand ke konsumen. Branding adalah cara terbaik untuk meningkatkan kedekatan konsumen dengan perusahaan.
Sumber : 10 Strategi Terbaru Digital Marketing 2023, Wajib Paham Nih