Tren Media Sosial 2025: Disrupsi Kreatif Jadi Kunci, Fokuslah Bikin Konten yang Menghibur

Tren Media Sosial 2025: Disrupsi Kreatif Jadi Kunci, Fokuslah Bikin Konten yang Menghibur
IKUTI INSIGHT RUMAHMEDIA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Kreativitas adalah inti dari komunikasi digital, dan tahun 2025 membawa perubahan besar dalam cara brand memanfaatkan kreativitas di media sosial.

Dikutip dari laporan Social Media Trends 2025 yang dirilis Hootsuite baru-baru ini, “disrupsi kreatif” menjadi salah satu tren utama yang bakal diadopsi oleh banyak brand di tahun 2025 nanti.

Tren ini menandai pergeseran dari pendekatan tradisional yang berfokus pada konsistensi merek ke strategi yang lebih fleksibel dan berani dalam mengeksplorasi kreativitas.

Apa Itu Disrupsi Kreatif?

Disrupsi kreatif mengacu pada langkah brand yang meninggalkan aturan lama tentang konsistensi merek demi eksplorasi ide-ide baru yang lebih relevan dan menghibur bagi audiens.

Jika dulu konsistensi lintas platform adalah kunci, kini brand berlomba-lomba untuk menciptakan konten yang berbeda dan sesuai dengan budaya unik setiap platform.

Menurut laporan Hootsuite, hampir 50% dari konten media sosial saat ini berfokus untuk menghibur, mendidik, atau memberi informasi tanpa mempromosikan produk secara langsung.

Bahkan, 24% dari brand yang dijuluki sebagai “Creative Risk-Takers” memproduksi hingga 81-100% kontennya dalam format yang sepenuhnya menghibur.

Kenapa Disrupsi Kreatif Penting?

Tren ini lahir dari kebutuhan audiens untuk mendapatkan konten yang lebih autentik dan relevan.

Data dari laporan Hootsuite menunjukkan bahwa audiens media sosial semakin menghargai hiburan yang berkualitas, terutama di platform seperti TikTok, Instagram, dan YouTube.

Hal ini memaksa brand untuk:

Bereksperimen dengan Gaya Baru: 43% organisasi mencoba gaya suara, persona, atau tone of voice baru di media sosial.

Menyesuaikan dengan Budaya Platform: Konten yang unik untuk setiap platform lebih mudah diterima dan disukai audiens.

Menarik Audiens Baru: Dengan melibatkan konten yang lebih berani, brand bisa menjangkau demografi yang lebih luas.