Strategi Co-branding adalah Tren Marketing 2025, Ini Alasannya!
Ternyata, Anda tidak harus selalu memasarkan brand kepada target konsumen sendirian. Justru, strategi kerja sama seperti co-branding bisa membawa hasil yang menguntungkan. Sebab, berdasarkan infografis data Visual Objects yang diterbitkan di PR Newswire, co-branding adalah jenis partnership yang diminati oleh 71% pelanggan.
Tapi, bagaimana bisa strategi co-branding menarik perhatian banyak konsumen? Mari kita pelajari alasan co-branding adalah taktik promosi yang menarik dan contoh strategi co-branding yang bisa Anda terapkan melalui tulisan ini!
Image by tirachardz on Freepik
Definisi Strategi Co-branding Adalah…
Co-branding adalah strategi pemasaran di mana dua brand atau lebih bekerja sama untuk menciptakan suatu produk, layanan, atau kampanye pemasaran baru. Hasil dari kerja sama ini bisa Anda lihat dari nama dua brand yang saling berdampingan.
Meski sekilas terlihat mirip dengan co-marketing, sebenarnya co-branding tidak seratus persen sama dengan strategi tersebut. Sebab, co-branding berfokus pada penggabungan kekuatan dua merek dalam produk atau kampanye yang jelas terintegrasi, seperti menciptakan produk kolaborasi.
Sementara itu, co-marketing adalah kerja sama dalam mempromosikan produk atau layanan masing-masing tanpa menciptakan sesuatu yang benar-benar baru. Contohnya, dua perusahaan yang berbagi biaya iklan untuk memasarkan produk mereka secara bersamaan.
Manfaat Menerapkan Strategi Co-branding
Co-branding adalah strategi yang menguntungkan karena adanya manfaat-manfaat berikut:
1. Meningkatkan jangkauan brand ke audiens baru
Salah satu manfaat utama co-branding adalah meningkatkan brand awareness serta brand reach. Mengapa? Ketika Anda bekerja sama dengan merek lain, audiens partner Anda otomatis menjadi target baru bagi bisnis Anda. Maka dari itu, dengan co-branding, Anda bisa menjangkau pasar yang belum pernah Anda rangkul sebelumnya.
2. Meningkatkan kredibilitas dan reputasi brand
Berkolaborasi dengan merek terkenal yang memiliki reputasi baik dapat memperkuat citra merek Anda. Konsumen cenderung menganggap positif merek Anda ketika Anda bekerja sama dengan mitra yang terpercaya. Kredibilitas ini juga bisa meningkatkan loyalitas pelanggan terhadap produk Anda.
3. Menghemat pengeluaran marketing dan melengkapi sumber daya
Tahukah Anda bahwa co-branding adalah salah satu cara yang efektif untuk menghemat budget marketing? Sebab, dalam hubungan kerja sama ini, Anda dan partner akan menanggung biaya pemasaran bersama-sama. Jadi, Anda bisa menekan pengeluaran dan tetap mendapatkan exposure yang tinggi. Selain itu, selama kolaborasi, kedua belah pihak juga bisa menggunakan keahlian, teknologi, dan SDM dari satu sama lain agar strategi marketing lebih efektif.
4. Mendorong penjualan
Produk atau kampanye yang diciptakan melalui co-branding cenderung menarik perhatian lebih besar, terutama jika melibatkan dua merek yang sudah dikenal. Hal ini juga sudah dibuktikan oleh riset dari Kania, et al. (2021) yang menemukan bahwa dengan berkolaborasi bersama brand terkenal, salah satu merek juga akan merasakan manfaat spillover dari segi penjualan. Sebab, kolaborasi ini lebih berpeluang memicu rasa penasaran pelanggan dan meningkatkan minat beli, yang pada akhirnya mendorong keuntungan.
Contoh Co-branding
Adakah contoh co-branding yang sukses di pasaran? Ya, Anda bisa mempelajari studi kasus dari brand lokal dan internasional dalam daftar berikut:
Mizzu Cosmetics x Khong Guan Biscuits: Kolaborasi unik antara merek kosmetik dan biskuit ini menghasilkan face palette dengan desain kemasan bertema Khong Guan. Desain tersebut menghidupkan rasa nostalgia pada audiens muda yang sudah akrab dengan Mizzu maupun Khong Guan.
Nike x PlayStation: Nike bekerja sama dengan PlayStation untuk menciptakan sepatu bertema gaming yang inovatif. Kolaborasi ini berhasil memikat penggemar game sekaligus sneakerhead, sehingga bisa menciptakan permintaan yang tinggi dalam waktu singkat.
Spotify x Starbucks: Melalui co-branding ini, pelanggan Starbucks bisa menggunakan Starbucks App untuk mengetahui lagu yang sedang diputar di cabang coffee shop tersebut dan memainkan playlist Spotify khusus buatan mereka di mana pun. Selain memperkuat hubungan dengan pelanggan, mereka juga bisa menikmati pengalaman yang menyenangkan di kafe berkat alunan musik dari playlist tersebut.
Apple x Mastercard: Apple dan Mastercard bekerja sama untuk meluncurkan Apple Pay, sistem pembayaran digital untuk pengguna iPhone dan Apple Watch. Kolaborasi ini sukses karena memanfaatkan teknologi Apple dan jaringan Mastercard yang luas.
Chitato x Indomie: Produk keripik kentang rasa mie goreng ini menjadi contoh sempurna co-branding yang memanfaatkan popularitas dua merek lokal untuk menciptakan rasa yang ikonik.
Oreo x Supreme: Kolaborasi Oreo dengan merek streetwear Supreme menciptakan hype besar, meskipun hasilnya hanya berupa biskuit edisi khusus. Keterbatasan produk dan desain yang mencolok merupakan alasan mengapa strategi Oreo dan Supreme dalam co-branding adalah langkah yang efektif.
Tips Mencari Partner untuk Co-branding
Co-branding adalah strategi yang akan semakin menguntungkan jika Anda menggandeng mitra yang tepat. Anda bisa menerapkan tips berikut untuk menemukan partner co-branding yang paling sesuai dengan kebutuhan bisnis:
1. Ketahui apa yang ingin dicapai dari co-branding
Sebelum mencari partner co-branding, tentukan terlebih dahulu target Anda. Apakah Anda ingin memperluas jangkauan pasar, meningkatkan reputasi, atau meluncurkan produk inovatif? Dengan memahami tujuan ini, Anda dapat mempersempit daftar calon mitra yang memiliki potensi mendukung pencapaian target tersebut. Mudahnya, buatlah daftar prioritas tujuan co-branding Anda, lalu gunakan daftar ini sebagai pedoman untuk mengevaluasi calon mitra.
2. Hadiri event industri
Event seperti pameran, konferensi, atau seminar industri adalah tempat yang tepat untuk menemukan mitra potensial. Di sini, Anda dapat bertemu langsung dengan perusahaan yang memiliki visi serupa atau menawarkan keahlian yang melengkapi kebutuhan bisnis Anda. Interaksi langsung ini juga memungkinkan Anda membangun hubungan awal dengan lebih baik dibandingkan melalui komunikasi digital.
3. Gunakan platform online
Jangan berkecil hati jika Anda tidak bisa menemukan partner yang tepat di acara fisik, sebab Anda bisa menggunakan media seperti LinkedIn, forum bisnis, atau direktori industri. Di LinkedIn, misalnya, Anda dapat mencari perusahaan berdasarkan sektor industri, lokasi, atau ukuran perusahaan. Di sisi lain, forum industri memiliki diskusi yang bisa mengarahkan Anda pada perusahaan dengan kebutuhan serupa.
4. Periksa kesesuaian calon partner dengan core values Anda
Sebelum memutuskan mitra, pastikan core values mereka sejalan dengan brand identity Anda. Kesesuaian ini penting untuk menjaga reputasi dan memastikan kampanye co-branding tidak terasa dipaksakan. Sebab, ketidakcocokan nilai dapat memengaruhi reputasi brand Anda di mata pelanggan. Misalnya, kalau brand Anda berfokus pada sustainability, carilah mitra yang memiliki inisiatif ramah lingkungan.
Untuk mengetahui kecocokan nilai tersebut, lakukan wawancara langsung atau penilaian mendalam terhadap misi dan visi calon mitra. Pastikan mereka memiliki komitmen terhadap nilai-nilai yang mereka klaim.
5. Perhatikan reputasi calon partner
Partner dengan reputasi yang buruk dapat menciptakan risiko bagi merek Anda. Jadi, agar tidak salah pilih, Anda perlu melakukan riset menyeluruh terhadap calon mitra. Terutama, dari segi ulasan pelanggan, rekam jejak industri, dan kehadiran media sosial mereka.
Anda bisa menggunakan Google untuk mencari berita tentang calon partner, mengecek bagaimana mereka merespons pelanggan di media sosial, atau bertanya kepada jaringan profesional Anda tentang pengalaman mereka dengan brand tersebut.
Strategi co-branding adalah kerja sama yang menguntungkan karena bisa meningkatkan jangkauan brand, penjualan, reputasi, dan engagement dengan pelanggan. Manfaat ini tentunya berlaku untuk kedua belah pihak yang bekerja sama dalam strategi co-branding. Buktinya, sudah ada banyak contoh co-branding yang berhasil, baik dari brand lokal maupun brand multinasional.
Dari kesemua contoh co-branding tersebut, Anda bisa menerapkan sejumlah pembelajaran penting dalam strategi co-branding: tonjolkan keunikan bisnis Anda dan partner, tawarkan produk atau pengalaman yang unik, dan pastikan values Anda sesuai. Dengan demikian, Anda lebih berpeluang sukses dengan pemasaran co-branding karena menurut Capital One Shopping Research, 68% konsumen di negara berkembang–termasuk Indonesia–lebih suka membeli produk baru dari brand yang mereka kenal.
Ingin mendapatkan lebih banyak insight dan memperluas jaringan untuk kesuksesan co-branding? Anda bisa klik sign-up gratis untuk bergabung bersama Komunitas Anak Marketing! Dengan mendaftar, Anda bisa menghadiri sesi sharing interaktif bersama para praktisi marketing ternama dan mengakses laporan riset pemasaran yang mendalam secara eksklusif!