Panduan TikTok Ads Terlengkap untuk Bisnis Anda di 2022
Sudah bisa ditebak. Pasti Anda masuk ke sini karena ingin memanfaatkan perkembangan TikTok, kan?
Maklum, platform social-media satu ini memang sedang banyak dilirik. Sebab, ada banyak video menarik yang bisa ditemukan di TikTok.
Mulai dari video edukasi, komedi, hingga religi bisa Anda temukan di sana. Bagi penikmat hiburan singkat, TikTok adalah oasis di tengah penatnya kehidupan.
Berkat popularitasnya, mulai banyak pula bisnis yang tertarik untuk beriklan di TikTok. Mungkin Anda salah satunya.
Kabar baiknya, Anda berada artikel yang tepat!
Karena, di sini Anda akan mempelajari berbagai jenis iklan online di TikTok dan cara membuatnya. Tidak hanya itu, kami juga akan memberikan tiga bonus tips agar iklan Anda semakin efektif.
Eits, jangan buru-buru. Sebelum belajar cara beriklan di TikTok, tentu Anda harus tahu dulu apakah platform ini memang worth it untuk dijadikan tempat beriklan?
Kenapa Anda Harus Beriklan di TikTok?
Pada Juni 2018, mungkin tak pernah terlintas di benak Anda untuk beriklan di TikTok.
Wajar saja. Saat itu TikTok diblokir sementara oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo). Penyebabnya adalah laporan-laporan yang menyebut bahwa konten TikTok mengandung nilai-nilai yang negatif.
Namun, setelah melalui berbagai kesepakatan dengan pihak Kemenkominfo, akhirnya platform ini kembali dibuka selang sebulan kemudian.
Banyak yang ragu, apakah TikTok mampu bangkit dan memperbaiki reputasinya?
Ya, Anda sudah tahu jawabannya. Saat ini TikTok kembali berjaya. Bahkan platform ini mulai menyalip popularitas media sosial lain yang sudah lebih dulu eksis.
Sekarang jumlah pengguna aktif TikTok sudah mencapai lebih dari 800 juta orang. Jauh melampaui Twitter (340 juta pengguna) dan Pinterest (320 juta pengguna).
Berdasarkan hasil riset Sensor Tower, TikTok juga berhasil menjadi salah satu aplikasi yang paling banyak didownload. Penggunanya pun tersebar di lebih dari 150 negara.
Lalu bagaimana dengan pengguna TikTok di Indonesia?
Fakta ini mungkin tak mengejutkan untuk Anda. TikTok bisa begitu populer di sini karena Indonesia memang negara yang mencatat jumlah pengunduh TikTok terbanyak. Sungguh suatu rekor yang (cukup) membanggakan.
Dengan pertumbuhannya yang begitu pesat. Banyak brand-brand di Indonesia yang mulai tertarik untuk melakukan upaya TikTok marketing, seperti Gojek, BukaLapak, dan Traveloka.
Sama halnya seperti beriklan di Google atau beriklan di Facebook Ads, video TikTok pun bisa membuat jutaan mata tertuju pada brand atau produk Anda.
Bagaimana caranya? Nah, mari kita lihat terlebih dahulu berbagai jenis iklan yang ada di TikTok.
Jenis-Jenis Iklan di TikTok
Berikut adalah lima jenis iklan yang bisa Anda temukan di TikTok. Kelimanya punya karakteristik yang berbeda. Penasaran? Yuk lihat satu per satu!
1. In-Feed Video
Suatu hari, Anda sedang menonton video-video TikTok di For You Page (FYP).
Video pertama, scroll.. Video kedua, scroll, Video ketiga.. Anda melihat ada brand yang mengiklankan smartphone terbaru!
2. Brand Takeover
Saat menonton video YouTube, pasti Anda pernah dihadapkan pada iklan yang muncul di awal video, kan?
Dengan tampilan video yang futuristik, Anda jadi tertarik untuk berkunjung outlet brandnya dan melihat langsung produk terbarunya.
Nah, jenis iklan brand takeover kurang lebih sama seperti itu.
Jadi, iklan ini akan muncul ketika pengguna baru membuka aplikasi TikTok. Tampilannya full screen dan durasinya antara 3 hingga 5 detik.
Oh ya, perlu diperhatikan bahwa pengguna bisa skip iklan brand takeover. Jadi, pastikan Anda menyampaikan pesan dengan singkat dan jelas jika menggunakan jenis iklan yang satu ini.
Di dalam iklannya, Anda juga bisa memasang link yang mengarah ke website, online marketplace, atau kemanapun Anda mau – sesuai dengan tujuan iklannya.
Contohnya seperti iklan brand takeover dari Balenciaga. Jika pengguna mengklik iklannya, mereka akan langsung diarahkan ke halaman katalog produk di website Balenciaga.
Nah, iklan tersebut merupakan contoh dari in-feed video, yaitu iklan yang muncul dan berbaur dengan konten lain di FYP. Pengguna juga bisa memberi like atau komentar pada iklannya.
Berikut adalah contoh tampilannya:
3. Hashtag Challenge
TikTok dan hashtag challenge adalah dua hal yang tak terpisahkan. Singkatnya, hashtag challenge adalah tantangan yang diberikan kepada para pengguna TikTok untuk membuat video tentang tema tertentu.
Sepanjang tahun 2020, ada beberapa hashtag challenge yang cukup populer di Indonesia. Mulai dari hashtag yang informatif nan berfaedah seperti
Tapi, hashtag challenge lebih dari sekedar ajang membuat konten saja lho. Anda juga bisa memanfaatkannya untuk beriklan!
Berbeda dengan jenis-jenis iklan sebelumnya yang muncul di FYP, iklan hashtag challenge akan muncul di halaman Discovery. Biasanya, iklannya ditaruh di bagian teratas, atau setidaknya hampir di paling atas halaman.
Dengan jenis iklan ini, Anda menantang para kreator konten untuk membuat video dengan tema tertentu. Kemudian, videonya mesti menggunakan hashtag yang telah ditentukan.
Contohnya seperti hashtag challenge #inmydenim yang digagas oleh Guess, bisnis fashion kenamaan. Para kreator konten ditantang untuk menampilkan gaya sekeren mungkin dengan menggunakan denim Guess.
4. Branded Augmented Reality (AR)
Siapa yang tak terhibur dengan filter dan stiker? Kedua hal tersebut merupakan resep ampuh untuk menarik perhatian pengguna TikTok.
Untungnya, Anda juga bisa menggunakannya di iklan branded AR. Kenapa disebut branded? Karena Anda bisa menawarkan filter dan stiker buatan brand Anda sendiri!
Contohnya seperti filter Coca Cola yang digunakan Mas yang satu ini:
Jika banyak kreator konten yang menggunakan filter atau stiker buatan brand Anda, Anda tahu kan artinya apa? Ya, betul. Promosi gratis!
Oleh karena itu, saat Anda membuat iklan branded AR, pastikan filter dan stikernya unik dan menghibur. Jika tidak, tentu pembuat konten tak akan tertarik untuk menggunakannya.
5. TopView Ads
Top artinya puncak. View artinya melihat. Jadi, TopView ads adalah iklan yang bisa dilihat di puncak feeds.
Dengan kata lain, iklan Anda akan menjadi video pertama yang dilihat pengguna di feeds mereka. Lagi-lagi ini adalah peluang yang bagus untuk meningkatkan brand awareness.
Contohnya seperti iklan Oppo berikut ini:
Apakah iklannya hanya untuk dilihat saja? Tentu tidak dong. Anda juga bisa mengarahkan pengguna untuk mengklik link terkait brand atau produk yang Anda tawarkan.
Selain itu, durasi iklan TopView juga lebih lama. Anda bisa memasang video hingga 60 detik!
Tentunya durasi yang panjang harus dimanfaatkan dengan baik. Jadi, pastikan isi konten TopView ads mampu menarik perhatian dan menghibur target konsumen Anda.
Struktur Dasar TikTok Ads
Bagaimana? Semua format iklan di TikTok terlihat menarik, bukan?
Mungkin sekarang Anda sudah mulai membayangkan jenis iklan yang akan Anda pakai nanti.. Apakah Anda ingin membuat TopView Ads? Atau barangkali Anda tertarik membuat hashtag challenge?
Eits, sebelum Anda mulai berpikir terlalu jauh. Anda tentunya harus tahu dulu dong struktur dasar dari TikTok Ads.
Seperti membuat rumah. Anda tentu harus tahu bagaimana struktur bangunannya, berapa budget yang Anda miliki, serta tujuan akhir pembangunannya seperti apa.
Begitu pula dengan TikTok Ads. Dengan memahaminya, Anda bisa membuat keputusan yang tepat terkait tujuan iklan, alokasi budget, dan desain iklannya.
Nah, struktur dasar iklan di TikTok sebetulnya sangat simpel. Anda hanya perlu memahami tiga komponen saja, yaitu campaigns, ad groups, dan ads.
Singkatnya, campaigns, ad groups, dan ads berfungsi sebagai hierarki. Dengan kata lain, satu campaign bisa terdiri dari beberapa ad groups, dan satu ad groups bisa terdiri dari beberapa ads.
Apakah Anda sudah paham dengan ketiga komponen di atas? Jika iya, berarti Anda sudah siap untuk mulai membuat iklan di TikTok!
Cara Lengkap Membuat Iklan di TikTok
Berikut adalah langkah-langkah yang perlu Anda ikuti untuk membuat TikTok Ads:
1. Membuat Akun TikTok Ads Manager
Pertama-tama, Anda harus masuk ke halaman TikTok for Business. Lalu membuat akun di dalamnya. Begini caranya:
Di halaman utama, klik tombol Memulai.
Isilah alamat email serta password akun baru.
Di kolom verification code, klik link Send Code. TikTok akan mengirim kode verifikasi ke email Anda. Lalu masukkan kode verifikasi tersebut ke kolom verification code.
Centang kotak persetujuan untuk TikTok Ads terms and conditions. Lalu klik tombol Sign Up.
Masukkan kolom negara, kolom zona waktu, kolom nama bisnis, kolom nomor telepon, dan juga mata uang yang Anda gunakan – alias Rupiah (IDR).
Centang kotak persetujuan TikTok Ads Program Terms. Lalu klik tombol Register.
Selanjutnya Anda perlu memasukkan informasi bisnis Anda serta informasi billing-nya. Setelah itu, klik tombol panah ke kanan.
Anda akan diminta mengisi saldo akun Anda. Rekomendasinya adalah 300 ribu hingga 1 juta Rupiah. Untuk bisa mulai beriklan, minimal Anda harus mengisi 100 ribu Rupiah. Walau begitu, Anda sementara bisa skip bagian ini dan mengisinya nanti.
Selamat! Sekarang akun TikTok Ads Manager Anda sudah siap digunakan. Di halaman utamanya, Anda bisa langsung membuat campaign baru.
2. Membuat Campaign Baru
Saat membuat campaign, Anda harus tahu tujuan iklan Anda. Tapi tenang, Anda tak perlu bingung. Karena Anda tinggal memilih tujuan iklan (advertising objectives) yang sudah tersedia.
Ada lima advertising objectives yang bisa Anda pilih:
- Reach – Tujuannya adalah agar semakin banyak orang yang mengenal bisnis atau produk Anda. Sehingga Anda ingin menyebarkan iklannya seluas mungkin.
- Traffic – Mengarahkan pengguna untuk mengklik link menuju suatu halaman. Contohnya seperti landing page dan blog post. Sehingga, jumlah trafficnya bertambah.
- App Installs – Mengarahkan pengguna ke app store untuk melihat dan mendownload aplikasi Anda.
- Video Views – Mendorong pengguna untuk menonton video Anda, sehingga jumlah viewsnya bertambah.
- Conversions – Mengarahkan pengguna untuk melakukan konversi. Contohnya seperti melakukan pembelian, mulai berlangganan, dan sejenisnya.
- Selain tujuan iklan, Anda juga perlu menentukan opsi budget iklannya. TikTok Ads menyediakan tiga opsi budget:
- No Limit – Di tingkat campaign, jumlah tampilan iklan Anda tak akan dibatasi. Dan budget iklannya akan ditentukan di tingkat ad group.
- Lifetime – Anda akan memasang maksimal budget yang bisa dikeluarkan untuk campaign dan ad group dalam periode waktu tertentu.
- Daily – Anda akan memasang maksimal budget yang bisa dikeluarkan untuk campaign dan ad group dalam satu hari.
Jadi, Anda tinggal memilih. Apakah budget iklannya ingin dibatasi (Lifetime/Daily) atau tidak (No limit)?
Jika Anda memilih Lifetime/Daily, minimal budget yang harus Anda keluarkan adalah 500 ribu Rupiah.
Selain itu, jika Anda memilih opsi Lifetime/Daily di tingkat campaign, Anda juga harus memilih opsi yang sama di tingkat ad group.
Nah, kalau Anda sudah paham dengan masing-masing tujuan dan opsi budget, yuk kita mulai membuat campaign-nya!
Jika Anda membuat campaign baru, Anda bisa mengklik Create New. Tapi jika Anda ingin menggunakan campaign yang sudah ada, Anda bisa mengklik Use Existing.
Pilih salah satu dari lima advertising objectives.
Di kotak Settings, Anda bisa menuliskan nama campaign-nya. Contohnya seperti “Kampanye Promosi Akhir Tahun”.
Anda bisa mengaktifkan opsi Create Split Test jika Anda ingin bereksperimen dan membandingkan performa masing-masing ad group. Tapi jika tidak, Anda tak perlu mengaktifkannya.
Pilih salah satu dari tiga opsi budget.
Klik tombol Continue untuk lanjut ke pengaturan ad group.
Oke, informasi di atas mungkin kelihatannya banyak banget. Tapi percayalah, aslinya ga seribet itu kok.
Masih kuat? Pastinya dong.. Yuk masuk ke bagian selanjutnya!
3. Menentukan Pengaturan Ad Group
Nah, sekarang waktunya menentukan di mana iklannya akan muncul, siapa yang akan melihatnya, dan kapan iklannya bisa tampil. Semuanya bisa Anda tentukan di ad group.
Tapi, sebelum menentukan itu semua, Anda harus tuliskan dulu nama ad group-nya:
Sudah siap? Mari kita mulai konfigurasinya!
1. Memilih Tipe Promosi
Pertama-tama, Anda harus menentukan kemana audiensnya akan diarahkan. Ada dua pilihan, yaitu App (Aplikasi) dan Website.
Kalau Anda memilih App, Anda tinggal menghubungkan link aplikasinya saja. Sedangkan jika Anda memilih website, Anda harus menghubungkan websitenya dengan TikTok Pixel.
2. Menentukan Penempatan Iklan (Ad Placement)
Next, Anda harus tentukan di mana iklan Anda akan tampil. Di sini, TikTok menyediakan dua opsi:
Automatic Placement – Iklan Anda secara otomatis akan ditampilkan di berbagai platform. Mulai dari platform TIkTok sendiri hingga platform mitra.
Select Placement – Anda bisa memilih sendiri di mana iklannya akan ditampilkan. Apakah di TikTok saja atau di platform mitra juga.
Sebentar.. Platform mitra? Memangnya TikTok bekerjasama dengan platform apa saja? Berikut daftarnya:
Aplikasi Berita – TikTok bermitra dengan beberapa aplikasi berita ternama, seperti BuzzVideo (Jepang), BaBe (Indonesia), dan News Republic.
Helo – Platform media sosial dari India.
Pangle – Aplikasi yang berguna untuk monetisasi aplikasi
Dengan mencentang aplikasi-aplikasi tersebut, iklan Anda akan muncul juga di sana.
Oh ya, ada dua pengaturan lagi yang bisa Anda aktifkan di segmen ad placement, yaitu:
User Comment – Jika diaktifkan, audiens bisa menaruh komentar di iklan Anda.
Video Download – Jika diaktifkan, audiens bisa mendownload iklan Anda di TikTok.
3. Mengaktifkan Automated Creative Optimization
Saat sedang membuat iklan, Anda pasti akan mengupload berbagai aset kreatif (seperti gambar, video, dan tulisan).
Nah, dengan mengaktifkan opsi Automated Creative Optimization, sistem akan secara otomatis menggabungkan aset kreatif yang Anda punya.
Lalu, kombinasi yang memberikan performa terbaik lah yang akan ditampilkan dalam bentuk iklan.
Tapi, opsi ini tidak wajib Anda aktifkan kok. Anda juga bisa memilih untuk mengabaikannya.
4. Menentukan Karakteristik Target Audiens
Sekarang Anda tinggal menentukan siapa yang akan menonton iklan Anda. Bagian ini sangat penting! Karena jika dipasang secara asal-asalan, iklan Anda akan salah sasaran.
Opsi targeting yang ditawarkan TikTok juga sangat detail. Anda tidak hanya bisa menentukan demografi audiens saja. Tapi juga minat dan perilaku mereka di dalam aplikasi.
Nah, sebelum menentukan karakteristik target audiens, Anda akan dihadapkan pada dua opsi:
Membuat Custom Audience – Anda bisa membuat “persona” audiens dengan cara mengupload file berisi data konsumen atau menggunakan data user di aplikasi dan website Anda.
Membuat Lookalike Audience – Anda membuat “persona” audiens berdasarkan custom audience yang sudah ada.
Sudah menentukan pilihannya? Nah, sekarang Anda perlu memilih opsi targeting secara manual. Ada tiga kategori yang perlu Anda tentukan:
Demografi – Menentukan gender, usia, negara, dan bahasa yang digunakan audiens.
Minat dan Perilaku – Menentukan minat konsumen serta perilaku mereka terhadap konten yang mereka minati (contohnya seperti like, share, atau comment).
Perangkat – Menentukan karakteristik perangkat audiens. Contohnya seperti jenis OS, tipe koneksi, dan harga perangkatnya.
5. Memilih Opsi Budget dan Schedule
Hmmm.. Bukankah Anda tadi sudah menentukan budget di tingkat campaign? Kok sekarang Anda harus menentukan budget lagi?
Jadi, budget di tingkat campaign merupakan budget untuk seluruh ad group yang Anda buat. Sedangkan budget di tingkat ad group hanya berlaku untuk satu ad group saja.
Dan sama seperti budget campaign, Anda juga perlu memilih antara opsi Daily atau Lifetime:
Daily – Memasang maksimal budget per hari.
Lifetime – Memasang maksimal budget per periode tertentu.
Setelah itu, Anda perlu menentukan jadwal iklannya. Jika Anda mencentang kotak Run Continuously, iklannya akan tampil terus menerus mulai dari tanggal yang Anda tentukan.
Tapi jika kotaknya tidak dicentang, Anda bisa menentukan tanggal mulai dan tanggal akhir penampilan iklannya.
Tidak hanya itu saja. Di bagian Dayparting, Anda bisa menentukan jam berapa iklannya akan muncul.
Jika Anda memilih All Day, iklannya akan muncul setiap waktu. Tapi jika Anda memilih Select Specific Time, Anda bisa menentukan jam di mana iklannya akan muncul.
6. Memilih Strategi Bidding
Mungkin Anda bertanya-tanya. Di luar sana kan banyak juga bisnis yang ingin beriklan, lalu bagaimana caranya TikTok menentukan iklan yang akan muncul?
Jawabannya simpel: Mereka menentukannya dengan sistem bidding, alias lelang.
Jadi, pengiklan yang menawarkan biaya terbesar punya kesempatan lebih besar untuk menampilkan iklan mereka.
Selain itu, biaya yang Anda keluarkan juga bergantung pada tujuan optimasinya. Ada tiga jenis tujuan optimasi yang bisa Anda pilih:
Click – Anda ingin mendapatkan jumlah klik sebanyak mungkin. Jadi, biayanya menggunakan sistem CPC (Cost per Click). Artinya, Anda perlu mengeluarkan biaya setiap audiens mengklik iklannya.
Conversion – Anda ingin audiens melakukan konversi sebanyak mungkin. Sama seperti Click, di sini pembiayaannya juga menggunakan sistem CPC.
Impression – Anda ingin iklannya muncul ke sebanyak mungkin audiens. Jadi biayanya menggunakan sistem CPM (Cost per Mile). Dengan kata lain, Anda perlu mengeluarkan biaya setiap iklannya muncul di hadapan 1000 audiens.
Oh ya, TikTok juga menyediakan opsi Bid Control. Jika Anda menonaktifkan opsinya, TikTok akan menggunakan seluruh budget yang Anda pasang.
Akan tetapi, jika Anda mengaktifkan opsinya, Anda bisa menentukan sendiri berapa biaya CPC atau CPM yang ingin Anda pasang di sistem lelang.
opsi bidding dan optimization tiktok ads
4. Memasang Tiktok Ad
Sekarang Anda sudah tiba di langkah terakhir, waktunya memasang iklan!
Ada dua format iklan yang bisa Anda pilih, yaitu Gambar dan Video. Akan tetapi, hanya format video saja yang bisa diiklankan di TikTok.
Sumber : https://www.niagahoster.co.id