Kecerdasan Buatan untuk Usaha Ritel
ADOPSI kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) bukan lagi pertanyaan jika bagi usaha ritel. Perdebatan mengenai AI akan menambah nilai atau tidak sudah berakhir. Ya, AI membawa nilai.
Menurut studi Metrigy dilansir Total Retail, hanya 34% pengecer atau peritel mengatakan bahwa 2024 akan menjadi titik balik bagi perusahaan mereka untuk menerima AI dalam pengalaman pelanggan. AI akan dipandang berbeda dalam beberapa dekade ke depan. Namun di pasar saat ini, AI memungkinkan pengecer untuk tetap kompetitif dan menjadi yang terdepan.
Peritel akan memperoleh keuntungan efisiensi, kepuasan, dan pendapatan yang signifikan baik dari sisi pelanggan maupun karyawan. Ketika semakin banyak pengecer yang mengintegrasikan AI ke dalam operasi mereka, mereka yang tertinggal akan berisiko kehilangan pendapatan dan pangsa pasar baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Salah satu penggunaan kecerdasan buatan di usaha ritel ialah Ruang LED Indoor ZKDigimax. Ini menciptakan lingkungan retail yang imersif untuk meningkatkan keterlibatan pelanggan.
Inovasi itu dipamerkan dalam National Retail Federation (NRF) Retail's Big Show yang pertama kali diadakan untuk wilayah Asia-Pasifik dari 11 hingga 13 Juni 2024, di Singapura. Pameran ini mempertemukan lebih dari 300 peserta dan 5.000 lebih pemimpin industri ritel dari seluruh dunia untuk membahas masa depan industri ritel.
"Itu merupakan rangkaian solusi berdayakan AI yang mencakup kemampuan canggih seperti pengenalan teks dan logo, iklan tertarget gender, dan tampilan konten rak yang adaptif," kata Chief Executive Officer Supardi Tan.
Kecerdasan buatan ZKDigimax dan solusi ritel pintar mereka memungkinkan bisnis meningkatkan keterlibatan pelanggan dan efisiensi operasional, mengoptimalkan lingkungan ritel, dan mendorong pertumbuhan penjualan. (Z-2)