Cara Membuat Infografis Menarik dengan 7+ Langkah Mudah!
Infografis kian banyak digunakan sebagai konten karena mampu menarik audiens lebih baik. Selain itu, sebagai konten berbentuk visual, infografis lebih efektif untuk meningkatkan brand awareness dan mendatangkan trafik.
Tak hanya itu, infografis adalah media termudah untuk merangkum semua informasi penting menjadi singkat dan padat. Ini tentu akan menarik pembaca untuk membagikannya ke orang lain dan membuat konten menjadi viral.
Nah, pertanyaannya: apakah membuat infografis itu sulit?
Tenang, tenang. Membuat infografis itu sebenarnya mudah dan tidak melulu soal bakat atau untuk orang yang punya skill desain saja. Anda juga bisa melakukannya kok.
Nah, di artikel ini kami akan membagikan beberapa tips cara membuat infografis yang bisa Anda coba dan beberapa contoh infografis untuk inspirasi Anda. Yuk, simak!
Apa itu Infografis?
Infografis berasal dari kata infographic, singkatan dari information dan graphics. Sesuai namanya, infografis adalah informasi yang disajikan dalam bentuk teks yang dipadukan dengan elemen visual seperti grafik, gambar, ilustrasi, atau tipografi.
Menambahkan infografis pada konten memungkinkan pembaca menjadi lebih tertarik dan mudah mencerna informasi yang Anda sampaikan. Mengapa? Karena secara psikologi, 90% bagian otak manusia lebih cepat menyerap informasi dalam bentuk visual dibandingkan teks.
Selain itu, infografik juga identik dengan penambahan data berupa angka yang dikemas dengan padu-padan warna desain. Hal ini membuat konten Anda tampak lebih akurat dan atraktif di mata pembaca.
Cara Membuat Infografis dalam 7+ Langkah Mudah
Sesuai yang sudah dijanjikan, kami akan menjelaskan cara membuat infografis dari A sampai Z:
- Langkah 1 – Menentukan Topik
- Langkah 2 – Menentukan Audiens
- Langkah 3 – Mengumpulkan Data atau Referensi
- Langkah 4 – Visualisasikan Data ke Infografik
- Langkah 5 – Merancang Grid Layout
- Langkah 6 – Menggunakan Template Infografis Ready to Use
- Langkah 7 – Tambahkan Style pada Desain Infografis
- Langkah 8 – Review Keseluruhan Desain
Langkah 1 – Menentukan Topik
Sebelum masuk ke pembahasan yang lebih dalam tentang cara membuat infografis, sebaiknya persiapkan dulu topik apa yang ingin Anda sampaikan. Untuk menemukan topik yang pas, Anda bisa mengacu pada beberapa pertanyaan mendasar seperti:
Apa yang sedang dibutuhkan oleh pembaca Anda?
Masalah apa yang mereka hadapi?
Solusi apa yang bisa Anda bagikan kepada mereka?
Di tahap ini, Anda juga bisa menggunakan question pyramid (piramida pertanyaan) untuk dijadikan sebagai kerangka acuan Anda dalam membuat infografik. Kurang lebih, seperti ini bentuknya:
Pada bagian paling atas piramida yaitu burning problem merupakan pertanyaan utama yang nantinya akan Anda jelaskan melalui infografik.
Kemudian, diikuti dengan supporting questions alias pertanyaan-pertanyaan pendukung untuk menyampaikan informasi yang lebih mendalam.
Terakhir, Anda juga bisa menambahkan probing questions untuk memberikan insight tambahan dari keseluruhan topik yang Anda bahas. Kita ambil contoh dari salah satu infografik kami yang membahas seputar 12 cara mengamankan WordPress.
Seperti yang kita lihat, topik utama yang menjadi pembahasan infografik di atas adalah bagaimana cara untuk mengamankan WordPress dari berbagai serangan.
Kemudian, diikuti dengan pertanyaan pendukung seperti mengapa WordPress rentan mendapat serangan. Dan terakhir ditutup dengan penjelasan lengkap mengenai solusi dalam mengamankan WordPress.
Langkah 2 – Menentukan Audiens
Seperti membuat konten berupa blog atau video, Anda perlu tahu audiens seperti apa yang Anda targetkan untuk infografis. Anda bisa menggunakan beberapa elemen untuk menentukan audiens secara spesifik. Misalnya berdasarkan gender, usia, profesi, latar belakang pendidikan dan lain-lain.
Kemudian, elemen tersebut bisa Anda jadikan acuan untuk membuat konsep infografik. Misalnya, Anda menargetkan audiens untuk anak muda. Maka, Anda bisa merancang desain yang sekiranya terlihat ringan, namun tetap menarik.
Seperti penggunaan kombinasi beberapa warna yang cerah dan atraktif. Lalu pemakaian jenis font yang minimalis dan mudah dibaca. Hingga penambahan komponen lain seperti gambar dan grafik yang eye-catching dan tidak monoton.
Dengan begitu, infografik Anda bisa sukses menarik audiens yang ditargetkan. Terlebih saat ini juga sudah banyak aneka tools desain grafis online yang bisa digunakan seperti Canva, Snappa, atau Piktochart. Bahkan, Anda tak memerlukan skill khusus untuk menciptakan desain mumpuni melalui tools tersebut.
Langkah 3 – Mengumpulkan Data atau Referensi
Dari audiens yang sudah Anda targetkan tadi, sekarang waktunya Anda menyusun konten yang akan dibagikan melalui infografik. Di tahap ini, Anda bebas untuk menggunakan data dari berbagai referensi seperti internet, buku, atau data asli yang Anda dapatkan sendiri.
Yang terpenting, jika Anda menggunakan sumber dari luar, pastikan Anda menyertai nama sumber-sumber secara eksplisit.
Selain itu, pastikan pula bahwa informasi yang Anda dapatkan benar-benar memberikan banyak manfaat untuk audiens. Jangan sampai infografik Anda berujung membosankan atau tidak berguna.
Siasat yang bisa dilakukan yaitu dengan melakukan riset sedalam mungkin. Amat disarankan bila Anda menambahkan data dukungan seperti hasil survei dan statistik. Setidaknya, hal ini bisa membuat infografik Anda terlihat lebih berbobot di mata pembaca.
Langkah 4 – Visualisasikan Data ke Infografik
Nah, kalau tadi Anda sudah mendapatkan pertanyaan yang ingin dipecahkan, sekarang waktunya Anda menyajikan data dan informasi yang tepat secara visual.
Bisa dibilang, di antara langkah-langkah yang ada di dalam cara membuat infografis, langkah ini merupakan salah satu yang terpenting.
Di tahap ini, kami menyarankan Anda untuk menggunakan metode ICCORE (Inform, Compare, Change, Organize, Relationships dan Explore) supaya Anda bisa memilih jenis diagram yang tepat untuk memvisualkan data Anda. Berikut adalah keterangan lengkap dari masing-masing metode:
Inform
Buat Anda yang ingin menyampaikan pesan penting dengan data yang lebih to the point. Anda bisa menunjukkannya dengan teks yang bold, besar, dengan warna mencolok seperti ini.
Atau dengan menonjolkan bagian angka yang menjadi highlight dengan tambahan diagram lingkaran atau pictograph.
Compare
Jika Anda ingin memberikan informasi yang berbeda atau membandingkan antara satu konteks dengan konteks lain, Anda bisa menggunakan jenis diagram batang, kolom, atau bubble seperti di bawah ini.
Gunakan pula jenis diagram lingkaran, diagram donat, pictogram, atau tree map untuk membandingkan konteks-konteks secara keseluruhan.
Atau menggunakan diagram stacked area untuk membandingkan tren dari waktu ke waktu.
Change
Kategori ini biasanya digunakan jika konten Anda berisikan adanya perubahan data, kronologi, cerita pada berbagai industri, produk, atau konsep dari waktu ke waktu.
Supaya pembaca bisa mudah menangkap konteks dari infografik Anda, gunakan diagram seperti berikut.
Baca Juga: Tren Bisnis yang Akan Naik pada 10 Tahun ke Depan
Atau bisa juga dengan menggunakan desain infografis dengan template timeline seperti ini.
Organize
Selanjutnya ada kategori Organize yang biasanya dipakai untuk menunjukkan sebuah informasi secara berurutan seperti ranking, pola, group, atau siklus yang berurutan. Sebagai pendukung konten, Anda bisa menggunakan diagram berupa flowchart, mind map, atau tabel.
Berikut ini adalah contoh template infografis yang berkonsep mindmap.
Relationship
Jika Anda ingin menunjukkan hubungan yang lebih kompleks pada suatu konteks, Anda bisa menggunakan diagram berupa scatter plot atau multi-series plot.
Explore
Berbeda dengan yang lainnya, kategori Explore digunakan jika Anda ingin pembaca menjelajahi infografik Anda dan menemukan wawasan yang lebih mendalam.
Gaya visualisasi di sini akan sangat bergantung dengan spesifikasi data Anda, sehingga Anda bebas merancang diagram yang interaktif dan kompleks.
Anda bisa menambahkan berbagai fitur tambahan seperti filtering, sorting, atau visual lain yang membuat infografis menarik. Di bawah ini adalah contoh infografis dengan metode Explore, yang dimana pembaca bisa menggeser panah indikator grafik dan memperoleh perhitungan home rent secara otomatis.
Langkah 5 – Merancang Grid Layout
Langkah berikutnya untuk menentukan desain infografis adalah merancang grid layout untuk menyeimbangkan tata letak dalam setiap elemen seperti teks, gambar dan diagram.
Perlu diingat, bahwa kita terbiasa membaca dari posisi kiri ke kanan atau atas ke bawah, sehingga pastikan desain infografis Anda bisa mengarahkan pandangan pembaca dari elemen ke elemen.
Berikut adalah contoh infografis dengan menggunakan layout single kolom untuk konten linear dari atas ke bawah.
Kemudian, ada contoh infografis dengan layout dua kolom yang pas untuk konten perbandingan.
Dan ada juga contoh infografis dengan layout kolom multi-section untuk konten yang dituang secara acak.
Langkah 6 – Menggunakan Template Infografis Ready to Use
Menciptakan desain infografis dari nol akan lebih menghabiskan banyak waktu dan energi. Khususnya, bagi Anda yang tidak begitu menguasai soal desain. Untungnya, saat ini Anda bisa membuat infografis online dengan memakai berbagai platform gratis seperti Canva, Venngage, Visme.co, Piktochart dan lain-lain.
Secara umum, platform desain yang ada saat ini sudah menyediakan jejeran template infografis siap pakai. Anda bisa memilih aneka model dan warna template untuk disesuaikan dengan topik infografis Anda.
Nantinya, Anda tinggal mengubah warna tulisan, menambahkan teks, dan gambar tanpa harus merancang grid layout karena sudah tersedia langsung dari template yang Anda pilih. Ketika sudah selesai, Anda tinggal mengunduh infografis yang sudah dibuat.
Hanya saja, template infografis memungkinkan orang lain juga menggunakan model template yang sama dengan Anda. Template infografis biasanya juga kurang fleksibel. Terutama jika ingin mengubah layout, warna latar atau elemen-elemen bawaan lainnya.
Langkah 7 – Tambahkan Style pada Desain Infografis
Nah, sekarang Anda tiba di sesi yang paling menyenangkan, yaitu menambahkan style untuk menghasilkan desain infografis yang lebih eye-catching.
1. Menentukan jenis font untuk teks
Sebelum menentukan jenis font, rangkai dulu teks yang merangkum topik infografik Anda. Artinya, buat teks sesingkat mungkin tanpa mengurangi poin utama yang ingin disampaikan.
Setelahnya, pilih jenis font yang mudah terbaca, kemudian tebalkan teks yang sekiranya menjadi highlight konten. Lalu dan pilih warna yang intens untuk membedakan antara judul highlight dengan teks deskripsi.
2. Lakukan penyesuaian agar konsisten
Di tahap ini, perhatian Anda sangat dibutuhkan secara penuh. Anda harus mampu menghasilkan komposisi elemen yang sesuai dan konsisten. Misalnya, menambahkan shape untuk menonjolkan header atau daftar setiap elemen.
Atau menambahkan simbol dan ikon pada setiap poin untuk memperkuat keseluruhan elemen desain. Kemudian, gunakan warna, style dan ukuran secara konsisten. Lalu gabungkan dengan tambahan shape background di belakangnya seperti ini.
3. Gunakan negative space pada desain infografis
Negative space adalah ruang kosong yang sengaja disisakan pada sekitar elemen desain. Tujuannya untuk membuat setiap elemennya terlihat seimbang dan presisi. Namun, pengertian dari negative space tak harus memakai background berwarna putih, tapi bisa dengan warna apa pun.
Seperti ini contoh negative space yang membantu membedakan antara kelompok setiap elemen.
Kemudian, menambahkan negative space bagian di sekitar margin supaya tampilan desain menjadi tidak terlihat sesak.
4. Memilih warna desain infografis
Langkah terakhir yang tak kalah penting adalah menentukan perpaduan warna pada desain infografik Anda. Warna tidak hanya berguna untuk membuat tampilan desain menjadi menarik, tapi juga memudahkan pembaca untuk menangkap pesan yang Anda sampaikan.
Berikut adalah contoh penggunaan warna pada batang diagram untuk menonjolkan informasi yang paling penting.
Penggunaan warna desain infografik tak harus selalu netral. Anda bisa mengkombinasikan dengan beberapa warna berbeda untuk membedakan setiap elemen. Namun, sebaiknya gunakan maksimal 3-4 warna saja dengan pilihan warna yang masih senada.
Langkah 8 – Review Keseluruhan Desain
Terakhir, cara membuat infografis tidak akan lengkap jika Anda tidak melakukan review dan memperhatikan setiap elemen yang Anda uraikan dalam infografik.
Jangan takut untuk meminta feedback kepada orang lain, sehingga Anda bisa memperoleh insight baru yang mendukung desain Anda menjadi yang lebih sempurna.
5 Rekomendasi Platform Terbaik untuk Membuat Infografis
Menciptakan infografik, sekarang lebih mudah dan cepat dengan adanya bantuan platform desain grafis online yang menawarkan layanan secara gratis hingga berbayar. Berikut adalah 5 rekomendasi platform terbaik yang bisa Anda jajal:
- Canva
Siapa yang tidak kenal dengan platform satu ini? Yup, Canva memang sudah sering menjadi platform andalan oleh banyak pengguna. Karena selain gratis, siapapun bisa memiliki hasil desain yang berkelas tanpa memerlukan skill tertentu.
Canva memiliki ragam jenis template gratis yang bisa Anda pilih sesuka hati. Mulai dari template banner, poster, birthday card, post Instagram, dan tentunya juga infografis.
Di platform ini juga tersedia aneka elemen pendukung untuk mempercantik tampilan desain seperti simbol, ikon, dan gambar yang bisa Anda gunakan sesuka hati.
Buat Anda yang belum pernah mencoba platform ini, kami memiliki tutorial lengkap cara menggunakan Canva untuk desain grafis.
- Venngage
Persis dengan Canva, platform Venngage juga menawarkan aneka opsi untuk menciptakan desain grafis secara mudah untuk pemula. Sayangnya, tidak semua pengguna bisa menggunakan layanan ini secara gratis. Venngage hanya menawarkan lisensi gratis untuk pengguna yang berstatus pelajar saja.
Namun, fasilitas yang ditawarkannya cukup setimpal dengan biaya yang dikenakan untuk lisensi Premium yaitu $19 per bulan.
Untuk membuat infografis, Venngage menyediakan berbagai template dari berbagai konsep seperti konsep statistik, perbandingan, timeline, geografis, charts, tutorial dan lain-lain.
Setelah menentukan template yang pas, Venngage memfasilitasi pengguna untuk melakukan kustomisasi dengan sebutan berupa widget, alias komponen-komponen pendukung untuk menyempurnakan desain Anda. Seperti penambahan simbol, ikon, diagram, atau peta sesuai data yang akan Anda bagikan.
- Picktochart
Tak kalah dengan platform sebelumnya, Picktochart bisa menjadi opsi lain untuk mewujudkan desain infografis terbaik Anda. Di sini, Anda bisa memilih dari 800 lebih template dari konsep yang paling sederhana, hingga yang kompleks.
Anda juga bebas menciptakan template sendiri dengan mengandalkan fitur drag and drop, serta menambahkan logo, gambar, ikon, simbol, dan diagram. Sayangnya, tidak semua template yang ditawarkan bisa Anda gunakan cuma-cuma. Beberapa diantaranya akan dikenakan biaya lisensi Premium yaitu Lite ($12.5 per bulan) dan Pro ($24.17 per bulan).
- Visme
Berikutnya ada Visme, yaitu sebuah platform desain grafis multi-faceted yang dikembangkan khusus kebutuhan marketing. Platform ini memungkinkan Anda untuk membuat presentasi, animasi, mock-up, banner, dan juga infografik.
Menariknya, Anda tidak hanya disuguhkan dengan berbagai jenis template siap pakai secara gratis dan berbayar, tapi juga penambahan efek dan animasi untuk memoles desain Anda menjadi lebih atraktif.
- Infogram
Nah, buat Anda yang gemar menciptakan infografis dengan banyak angka dan statistik, platform Infogram bisa menjadi pilihan yang tepat. Platform ini sangat membantu untuk Anda yang ingin memvisualisasikan data yang kompleks menjadi lebih sederhana dan mudah dicerna.
Namun, jika ingin bisa menggunakan seluruh template, Anda harus mendaftar sebagai pengguna Premium yaitu Pro ($25 per bulan) atau Business ($79 per bulan). Setelah menentukan template yang sesuai, Anda pun masih bisa mengedit bagian-bagian yang ingin diubah sesuai kebutuhan.
Apa Saja Manfaat Infografis bagi Konten?
Banyak sekali! Anda tidak hanya mendapatkan konten yang lebih memikat, tapi juga kesempatan untuk menarik lebih banyak audiens. Untuk lengkapnya, berikut ini adalah berbagai manfaat yang bisa Anda peroleh dengan mengandalkan infografik pada konten:
Lebih atraktif – seperti yang sudah disinggung sebelumnya, infografis memang lebih mudah menarik perhatian pembaca. Karena konten Anda tak hanya meliputi teks, tapi juga perpaduan gambar, warna, dan desain yang secara alami memikat mata pembaca.
Meningkatkan brand awareness – menyisipkan logo di bagian infografis secara langsung menjadikan pembaca lebih kenal dengan bisnis Anda. Apalagi jika dilengkapi dengan data survei yang memicu konten Anda terlihat terpercaya.
Mudah untuk dibagikan – dengan menambahkan infografik di dalam blog atau website, pengunjung Anda bisa lebih mudah membagikannya ke berbagai jejaring social media melalui embed code yang sudah tertanam.
Meningkatkan performa SEO – kalau sudah semakin banyak yang membagikan infografik Anda, otomatis Anda bisa memperoleh tambahan backlink yang mendukung performa SEO. Bahkan, Google juga akan menganggap bahwa konten Anda memang bersifat shareable alias mudah dibagikan.
Bahan promosi yang efektif – kombinasi antara teks dan gambar dapat mengefektifkan Anda untuk membuat konten promosi, seperti brosur, poster, hingga billboard sekali pun.
Selamat! Sekarang Anda sudah Tahu Cara Membuat Infografis yang Menarik
Infografis menjadi salah satu solusi terbaik untuk memperkenalkan bisnis, website atau blog Anda ke target audiens. Karena dengan infografis, Anda bisa menyajikan data informasi secara visual yang tidak hanya menarik, tapi juga mudah dipahami, efektif, mampu meningkatkan minat baca, dan mudah disebarluaskan.
Beruntungnya, cara membuat infografis tidaklah sesulit seperti yang Anda bayangkan. Di artikel ini, kami pun sudah menjelaskan cara membuat infografis dari A sampai Z, yang disertai dengan beberapa rekomendasi platform terbaik untuk membuat desain grafis.
Ngomong-ngomong soal desain, Anda bisa memanfaatkan infografis agar konten website Anda kian menarik.
Infografis kian banyak digunakan sebagai konten karena mampu menarik audiens lebih baik. Selain itu, sebagai konten berbentuk visual, infografis lebih efektif untuk meningkatkan brand awareness dan mendatangkan trafik.
Tak hanya itu, infografis adalah media termudah untuk merangkum semua informasi penting menjadi singkat dan padat. Ini tentu akan menarik pembaca untuk membagikannya ke orang lain dan membuat konten menjadi viral.
Nah, pertanyaannya: apakah membuat infografis itu sulit?
Tenang, tenang. Membuat infografis itu sebenarnya mudah dan tidak melulu soal bakat atau untuk orang yang punya skill desain saja. Anda juga bisa melakukannya kok.
Nah, di artikel ini kami akan membagikan beberapa tips cara membuat infografis yang bisa Anda coba dan beberapa contoh infografis untuk inspirasi Anda. Yuk, simak!
Apa itu Infografis?
Infografis berasal dari kata infographic, singkatan dari information dan graphics. Sesuai namanya, infografis adalah informasi yang disajikan dalam bentuk teks yang dipadukan dengan elemen visual seperti grafik, gambar, ilustrasi, atau tipografi.
Menambahkan infografis pada konten memungkinkan pembaca menjadi lebih tertarik dan mudah mencerna informasi yang Anda sampaikan. Mengapa? Karena secara psikologi, 90% bagian otak manusia lebih cepat menyerap informasi dalam bentuk visual dibandingkan teks.
Selain itu, infografik juga identik dengan penambahan data berupa angka yang dikemas dengan padu-padan warna desain. Hal ini membuat konten Anda tampak lebih akurat dan atraktif di mata pembaca.
Cara Membuat Infografis dalam 7+ Langkah Mudah
Sesuai yang sudah dijanjikan, kami akan menjelaskan cara membuat infografis dari A sampai Z:
- Langkah 1 – Menentukan Topik
- Langkah 2 – Menentukan Audiens
- Langkah 3 – Mengumpulkan Data atau Referensi
- Langkah 4 – Visualisasikan Data ke Infografik
- Langkah 5 – Merancang Grid Layout
- Langkah 6 – Menggunakan Template Infografis Ready to Use
- Langkah 7 – Tambahkan Style pada Desain Infografis
- Langkah 8 – Review Keseluruhan Desain
Langkah 1 – Menentukan Topik
Sebelum masuk ke pembahasan yang lebih dalam tentang cara membuat infografis, sebaiknya persiapkan dulu topik apa yang ingin Anda sampaikan. Untuk menemukan topik yang pas, Anda bisa mengacu pada beberapa pertanyaan mendasar seperti:
Apa yang sedang dibutuhkan oleh pembaca Anda?
Masalah apa yang mereka hadapi?
Solusi apa yang bisa Anda bagikan kepada mereka?
Di tahap ini, Anda juga bisa menggunakan question pyramid (piramida pertanyaan) untuk dijadikan sebagai kerangka acuan Anda dalam membuat infografik. Kurang lebih, seperti ini bentuknya:
Pada bagian paling atas piramida yaitu burning problem merupakan pertanyaan utama yang nantinya akan Anda jelaskan melalui infografik.
Kemudian, diikuti dengan supporting questions alias pertanyaan-pertanyaan pendukung untuk menyampaikan informasi yang lebih mendalam.
Terakhir, Anda juga bisa menambahkan probing questions untuk memberikan insight tambahan dari keseluruhan topik yang Anda bahas. Kita ambil contoh dari salah satu infografik kami yang membahas seputar 12 cara mengamankan WordPress.
Seperti yang kita lihat, topik utama yang menjadi pembahasan infografik di atas adalah bagaimana cara untuk mengamankan WordPress dari berbagai serangan.
Kemudian, diikuti dengan pertanyaan pendukung seperti mengapa WordPress rentan mendapat serangan. Dan terakhir ditutup dengan penjelasan lengkap mengenai solusi dalam mengamankan WordPress.
Langkah 2 – Menentukan Audiens
Seperti membuat konten berupa blog atau video, Anda perlu tahu audiens seperti apa yang Anda targetkan untuk infografis. Anda bisa menggunakan beberapa elemen untuk menentukan audiens secara spesifik. Misalnya berdasarkan gender, usia, profesi, latar belakang pendidikan dan lain-lain.
Kemudian, elemen tersebut bisa Anda jadikan acuan untuk membuat konsep infografik. Misalnya, Anda menargetkan audiens untuk anak muda. Maka, Anda bisa merancang desain yang sekiranya terlihat ringan, namun tetap menarik.
Seperti penggunaan kombinasi beberapa warna yang cerah dan atraktif. Lalu pemakaian jenis font yang minimalis dan mudah dibaca. Hingga penambahan komponen lain seperti gambar dan grafik yang eye-catching dan tidak monoton.
Dengan begitu, infografik Anda bisa sukses menarik audiens yang ditargetkan. Terlebih saat ini juga sudah banyak aneka tools desain grafis online yang bisa digunakan seperti Canva, Snappa, atau Piktochart. Bahkan, Anda tak memerlukan skill khusus untuk menciptakan desain mumpuni melalui tools tersebut.
Langkah 3 – Mengumpulkan Data atau Referensi
Dari audiens yang sudah Anda targetkan tadi, sekarang waktunya Anda menyusun konten yang akan dibagikan melalui infografik. Di tahap ini, Anda bebas untuk menggunakan data dari berbagai referensi seperti internet, buku, atau data asli yang Anda dapatkan sendiri.
Yang terpenting, jika Anda menggunakan sumber dari luar, pastikan Anda menyertai nama sumber-sumber secara eksplisit.
Selain itu, pastikan pula bahwa informasi yang Anda dapatkan benar-benar memberikan banyak manfaat untuk audiens. Jangan sampai infografik Anda berujung membosankan atau tidak berguna.
Siasat yang bisa dilakukan yaitu dengan melakukan riset sedalam mungkin. Amat disarankan bila Anda menambahkan data dukungan seperti hasil survei dan statistik. Setidaknya, hal ini bisa membuat infografik Anda terlihat lebih berbobot di mata pembaca.
Langkah 4 – Visualisasikan Data ke Infografik
Nah, kalau tadi Anda sudah mendapatkan pertanyaan yang ingin dipecahkan, sekarang waktunya Anda menyajikan data dan informasi yang tepat secara visual.
Bisa dibilang, di antara langkah-langkah yang ada di dalam cara membuat infografis, langkah ini merupakan salah satu yang terpenting.
Di tahap ini, kami menyarankan Anda untuk menggunakan metode ICCORE (Inform, Compare, Change, Organize, Relationships dan Explore) supaya Anda bisa memilih jenis diagram yang tepat untuk memvisualkan data Anda. Berikut adalah keterangan lengkap dari masing-masing metode:
Inform
Buat Anda yang ingin menyampaikan pesan penting dengan data yang lebih to the point. Anda bisa menunjukkannya dengan teks yang bold, besar, dengan warna mencolok seperti ini.
Atau dengan menonjolkan bagian angka yang menjadi highlight dengan tambahan diagram lingkaran atau pictograph.
Compare
Jika Anda ingin memberikan informasi yang berbeda atau membandingkan antara satu konteks dengan konteks lain, Anda bisa menggunakan jenis diagram batang, kolom, atau bubble seperti di bawah ini.
Gunakan pula jenis diagram lingkaran, diagram donat, pictogram, atau tree map untuk membandingkan konteks-konteks secara keseluruhan.
Atau menggunakan diagram stacked area untuk membandingkan tren dari waktu ke waktu.
Change
Kategori ini biasanya digunakan jika konten Anda berisikan adanya perubahan data, kronologi, cerita pada berbagai industri, produk, atau konsep dari waktu ke waktu.
Supaya pembaca bisa mudah menangkap konteks dari infografik Anda, gunakan diagram seperti berikut.
Atau bisa juga dengan menggunakan desain infografis dengan template timeline seperti ini.
Organize
Selanjutnya ada kategori Organize yang biasanya dipakai untuk menunjukkan sebuah informasi secara berurutan seperti ranking, pola, group, atau siklus yang berurutan. Sebagai pendukung konten, Anda bisa menggunakan diagram berupa flowchart, mind map, atau tabel.
Berikut ini adalah contoh template infografis yang berkonsep mindmap.
Relationship
Jika Anda ingin menunjukkan hubungan yang lebih kompleks pada suatu konteks, Anda bisa menggunakan diagram berupa scatter plot atau multi-series plot.
Explore
Berbeda dengan yang lainnya, kategori Explore digunakan jika Anda ingin pembaca menjelajahi infografik Anda dan menemukan wawasan yang lebih mendalam.
Gaya visualisasi di sini akan sangat bergantung dengan spesifikasi data Anda, sehingga Anda bebas merancang diagram yang interaktif dan kompleks.
Anda bisa menambahkan berbagai fitur tambahan seperti filtering, sorting, atau visual lain yang membuat infografis menarik. Di bawah ini adalah contoh infografis dengan metode Explore, yang dimana pembaca bisa menggeser panah indikator grafik dan memperoleh perhitungan home rent secara otomatis.
Langkah 5 – Merancang Grid Layout
Langkah berikutnya untuk menentukan desain infografis adalah merancang grid layout untuk menyeimbangkan tata letak dalam setiap elemen seperti teks, gambar dan diagram.
Perlu diingat, bahwa kita terbiasa membaca dari posisi kiri ke kanan atau atas ke bawah, sehingga pastikan desain infografis Anda bisa mengarahkan pandangan pembaca dari elemen ke elemen.
Berikut adalah contoh infografis dengan menggunakan layout single kolom untuk konten linear dari atas ke bawah.
Kemudian, ada contoh infografis dengan layout dua kolom yang pas untuk konten perbandingan.
Dan ada juga contoh infografis dengan layout kolom multi-section untuk konten yang dituang secara acak.
Langkah 6 – Menggunakan Template Infografis Ready to Use
Menciptakan desain infografis dari nol akan lebih menghabiskan banyak waktu dan energi. Khususnya, bagi Anda yang tidak begitu menguasai soal desain. Untungnya, saat ini Anda bisa membuat infografis online dengan memakai berbagai platform gratis seperti Canva, Venngage, Visme.co, Piktochart dan lain-lain.
Secara umum, platform desain yang ada saat ini sudah menyediakan jejeran template infografis siap pakai. Anda bisa memilih aneka model dan warna template untuk disesuaikan dengan topik infografis Anda.
Nantinya, Anda tinggal mengubah warna tulisan, menambahkan teks, dan gambar tanpa harus merancang grid layout karena sudah tersedia langsung dari template yang Anda pilih. Ketika sudah selesai, Anda tinggal mengunduh infografis yang sudah dibuat.
Hanya saja, template infografis memungkinkan orang lain juga menggunakan model template yang sama dengan Anda. Template infografis biasanya juga kurang fleksibel. Terutama jika ingin mengubah layout, warna latar atau elemen-elemen bawaan lainnya.
Baca Juga: 10 Prediksi Tren Teknologi Masa Depan yang Bakal Bersinar
Langkah 7 – Tambahkan Style pada Desain Infografis
Nah, sekarang Anda tiba di sesi yang paling menyenangkan, yaitu menambahkan style untuk menghasilkan desain infografis yang lebih eye-catching.
1. Menentukan jenis font untuk teks
Sebelum menentukan jenis font, rangkai dulu teks yang merangkum topik infografik Anda. Artinya, buat teks sesingkat mungkin tanpa mengurangi poin utama yang ingin disampaikan.
Setelahnya, pilih jenis font yang mudah terbaca, kemudian tebalkan teks yang sekiranya menjadi highlight konten. Lalu dan pilih warna yang intens untuk membedakan antara judul highlight dengan teks deskripsi.
2. Lakukan penyesuaian agar konsisten
Di tahap ini, perhatian Anda sangat dibutuhkan secara penuh. Anda harus mampu menghasilkan komposisi elemen yang sesuai dan konsisten. Misalnya, menambahkan shape untuk menonjolkan header atau daftar setiap elemen.
Atau menambahkan simbol dan ikon pada setiap poin untuk memperkuat keseluruhan elemen desain. Kemudian, gunakan warna, style dan ukuran secara konsisten. Lalu gabungkan dengan tambahan shape background di belakangnya seperti ini.
3. Gunakan negative space pada desain infografis
Negative space adalah ruang kosong yang sengaja disisakan pada sekitar elemen desain. Tujuannya untuk membuat setiap elemennya terlihat seimbang dan presisi. Namun, pengertian dari negative space tak harus memakai background berwarna putih, tapi bisa dengan warna apa pun.
Seperti ini contoh negative space yang membantu membedakan antara kelompok setiap elemen.
Kemudian, menambahkan negative space bagian di sekitar margin supaya tampilan desain menjadi tidak terlihat sesak.
4. Memilih warna desain infografis
Langkah terakhir yang tak kalah penting adalah menentukan perpaduan warna pada desain infografik Anda. Warna tidak hanya berguna untuk membuat tampilan desain menjadi menarik, tapi juga memudahkan pembaca untuk menangkap pesan yang Anda sampaikan.
Berikut adalah contoh penggunaan warna pada batang diagram untuk menonjolkan informasi yang paling penting.
Penggunaan warna desain infografik tak harus selalu netral. Anda bisa mengkombinasikan dengan beberapa warna berbeda untuk membedakan setiap elemen. Namun, sebaiknya gunakan maksimal 3-4 warna saja dengan pilihan warna yang masih senada.
Langkah 8 – Review Keseluruhan Desain
Terakhir, cara membuat infografis tidak akan lengkap jika Anda tidak melakukan review dan memperhatikan setiap elemen yang Anda uraikan dalam infografik.
Jangan takut untuk meminta feedback kepada orang lain, sehingga Anda bisa memperoleh insight baru yang mendukung desain Anda menjadi yang lebih sempurna.
5 Rekomendasi Platform Terbaik untuk Membuat Infografis
Menciptakan infografik, sekarang lebih mudah dan cepat dengan adanya bantuan platform desain grafis online yang menawarkan layanan secara gratis hingga berbayar. Berikut adalah 5 rekomendasi platform terbaik yang bisa Anda jajal:
- Canva
Siapa yang tidak kenal dengan platform satu ini? Yup, Canva memang sudah sering menjadi platform andalan oleh banyak pengguna. Karena selain gratis, siapapun bisa memiliki hasil desain yang berkelas tanpa memerlukan skill tertentu.
Canva memiliki ragam jenis template gratis yang bisa Anda pilih sesuka hati. Mulai dari template banner, poster, birthday card, post Instagram, dan tentunya juga infografis.
Di platform ini juga tersedia aneka elemen pendukung untuk mempercantik tampilan desain seperti simbol, ikon, dan gambar yang bisa Anda gunakan sesuka hati.
Buat Anda yang belum pernah mencoba platform ini, kami memiliki tutorial lengkap cara menggunakan Canva untuk desain grafis.
- Venngage
Persis dengan Canva, platform Venngage juga menawarkan aneka opsi untuk menciptakan desain grafis secara mudah untuk pemula. Sayangnya, tidak semua pengguna bisa menggunakan layanan ini secara gratis. Venngage hanya menawarkan lisensi gratis untuk pengguna yang berstatus pelajar saja.
Namun, fasilitas yang ditawarkannya cukup setimpal dengan biaya yang dikenakan untuk lisensi Premium yaitu $19 per bulan.
Untuk membuat infografis, Venngage menyediakan berbagai template dari berbagai konsep seperti konsep statistik, perbandingan, timeline, geografis, charts, tutorial dan lain-lain.
Setelah menentukan template yang pas, Venngage memfasilitasi pengguna untuk melakukan kustomisasi dengan sebutan berupa widget, alias komponen-komponen pendukung untuk menyempurnakan desain Anda. Seperti penambahan simbol, ikon, diagram, atau peta sesuai data yang akan Anda bagikan.
- Picktochart
Tak kalah dengan platform sebelumnya, Picktochart bisa menjadi opsi lain untuk mewujudkan desain infografis terbaik Anda. Di sini, Anda bisa memilih dari 800 lebih template dari konsep yang paling sederhana, hingga yang kompleks.
Anda juga bebas menciptakan template sendiri dengan mengandalkan fitur drag and drop, serta menambahkan logo, gambar, ikon, simbol, dan diagram. Sayangnya, tidak semua template yang ditawarkan bisa Anda gunakan cuma-cuma. Beberapa diantaranya akan dikenakan biaya lisensi Premium yaitu Lite ($12.5 per bulan) dan Pro ($24.17 per bulan).
- Visme
Berikutnya ada Visme, yaitu sebuah platform desain grafis multi-faceted yang dikembangkan khusus kebutuhan marketing. Platform ini memungkinkan Anda untuk membuat presentasi, animasi, mock-up, banner, dan juga infografik.
Menariknya, Anda tidak hanya disuguhkan dengan berbagai jenis template siap pakai secara gratis dan berbayar, tapi juga penambahan efek dan animasi untuk memoles desain Anda menjadi lebih atraktif.
- Infogram
Nah, buat Anda yang gemar menciptakan infografis dengan banyak angka dan statistik, platform Infogram bisa menjadi pilihan yang tepat. Platform ini sangat membantu untuk Anda yang ingin memvisualisasikan data yang kompleks menjadi lebih sederhana dan mudah dicerna.
Namun, jika ingin bisa menggunakan seluruh template, Anda harus mendaftar sebagai pengguna Premium yaitu Pro ($25 per bulan) atau Business ($79 per bulan). Setelah menentukan template yang sesuai, Anda pun masih bisa mengedit bagian-bagian yang ingin diubah sesuai kebutuhan.