Apa Itu Deepfake? Bagaimana Cara Kerja dan Resikonya?
Beberapa tahun terakhir, social media diramaikan dengan berbagai gambar atau video yang dibuat menggunakan teknologi deepfake. Saat ini memang sudah semakin banyak aplikasi yang memungkinkan seseorang untuk memanipulasi sebuah gambar ataupun video.
Contoh aplikasi yang menggunakan teknologi deepfake yang sedang ramai diperbincangkan adalah aplikasi MyHeritage. Aplikasi tersebut memiliki kemampuan yang memungkinkan penggunanya untuk bisa menganimasikan sebuah foto lawas. Selain itu ada juga aplikasi bernama FaceApp yang mampu mengubah foto seseorang menjadi terlihat puluhan tahun lebih tua dalam hitungan menit.
Saat ini teknologi memang sudah semakin canggih. Anda dapat menemukan berbagai gambar ataupun video palsu yang tampak sangat real. Dari konten-konten digital tersebut, Anda dapat memahami bahwa teknologi deep learning benar-benar dapat membantu dalam proses pembuatan film.
Meskipun demikian, teknologi ini juga membawa kekhawatiran untuk sebagian besar orang. Jika dipergunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab, deepfake dapat disalahgunakan untuk membuat video rekayasa yang terlihat realistis untuk tujuan negatif. Sudah banyak contoh kasus yang menggunakan teknologi ini untuk merusak reputasi seseorang.
Jika Anda belum mengetahui apa itu deepfake, berikut kami sajikan informasinya untuk Anda.
Apa Itu Deepfake?
Deepfake adalah manipulasi foto atau video dengan menggunakan teknologi berkemampuan Artificial Intelligence (AI) untuk menyatukan kemiripan seseorang ke wajah orang lain. Dengan kata lain teknologi deepfake ini dapat memanipulasi gambar atau video seseorang agar tampak seolah-olah mereka sedang melakukan atau mengatakan sesuatu yang sebenarnya tidak pernah terjadi.
Kata deepfake menggabungkan dua istilah yaitu “deep learning” dan “fake”. Jadi secara sederhana, deepfake merupakan video atau gambar palsu yang dibuat menggunakan teknologi deeplearning Artificial Intelligence.
Teknologi ini dapat dengan sangat mulus menggabungkan wajah siapa pun ke dalam video atau foto. Kemampuan seperti inilah yang dipergunakan dalam Film Fast & Furious 7 dimana aktor Paul Walker dapat “dihidupkan” kembali.
Beberapa contoh aplikasi atau software yang menggunakan teknologi deepfake seperti:
- Faceapp
- Faceswap
- MyHeritage
- DeepFaceLab
- Zao
- Reface
- AvengeThem, dan masih banyak lagi
Bagaimana Deepfake Dibuat?
Terdapat berbagai metode yang bisa dipergunakan untuk membuat video deepfake. Meskipun demikian, metode yang paling umum digunakan bergantung pada penggunaan Deep Neural Networks (DNN) yang melibatkan autoencoders dengan teknik pertukaran wajah. Deep Neural Networks ini merupakan sekumpulan algoritma yang dirancang untuk mengenali pola dan memproses data dengan cara yang kompleks.
Untuk membuat deepfake, maka Anda harus menyediakan video target yang akan digunakan sebagai dasar video. Kemudian, Anda juga memerlukan kumpulan klip dari video seseorang yang ingin Anda masukkan ke dalam video target.
Perlu diketahui bahwa video-video tersebut tidak harus saling berkaitan. Dengan teknologi autoencoder, program AI deep learning akan bertugas untuk mempelajari video tersebut dan memahami seperti apa tampilan orang tersebut dari berbagai sudut dan kondisi lingkungan.
Setelah itu, teknologi machine learning yang lain akan kembali ditambahkan ke dalam video. Teknologi tersebut bernama Generative Adversarial Networks (GAN) yang bisa mendeteksi dan memperbaiki kekurangan dalam video deepfake. Generative Adversarial Networks juga digunakan sebagai metode populer untuk pembuatan deepfake yang mengandalkan studi data dalam jumlah besar untuk mempelajari cara mengembangkan gambar dengan meniru hal yang nyata.
Setelah beberapa kali pendeteksian dan perbaikan oleh GAN, maka video deepfake akan selesai dibuat. Banyak orang berasumsi bahwa Generative Adversarial Networks (GAN) akan menjadi mesin utama untuk pengembangan deepfakes di masa depan.
Ketika teknologi ini pertama kali muncul, dibutuhkan para ahli dan waktu yang cukup panjang untuk menghasilkan efek tersebut. Namun saat ini teknologi deepfake sudah semakin maju sehingga dapat mensintesis gambar ataupun video dengan waktu yang lebih cepat.
Apakah Risiko dari Penggunaan Teknologi Deepfake?
Meskipun membuat video dengan teknologi deepfake terlihat menarik, namun teknologi ini memiliki sisi negatif yang menjadi perhatian banyak orang. Setelah teknologi ini rilis, Reddit dibanjiri dengan berbagai video pornografi palsu yang menampilkan wajah politisi atau selebritis terkenal.
Seiring dengan perkembangan deepfake, teknologi AI saat ini juga memungkinkan untuk tidak hanya memalsukan wajah saja namun juga suara semua orang. Kondisi tersebut membuat risiko akan pembuatan video untuk penyebaran info palsu menjadi semakin mengkhawatirkan.
Jika digunakan oleh orang yang memiliki tujuan yang jahat, teknologi ini dapat menjadi “alat” untuk menjatuhkan reputasi seseorang. Sudah ada banyak kasus dimana teknologi ini dipergunakan untuk menyebarkan info palsu yang merusak reputasi seseorang. Contohnya seperti pada tahun 2018, terdapat sebuah video Donald Trump yang menyerukan kepada Belgia untuk menarik diri dari perjanjian Paris Agreement. Padahal, Donald Trump tidak pernah memberikan pidato itu, dan setelah diteliti ternyata video tersebut dibuat dengan teknologi deepfake.
Dikutip dari kompas.tv, pemerhati keamanan siber Yerry Niko Borang menginformasikan bahwa teknologi deepfake bisa menjadi sangat berbahaya. Yerry juga mengatakan bahwa ketika disalahgunakan, teknologi ini dapat memproduksi konten-konten hoaks.
Banyak ahli yang percaya bahwa, di masa depan deepfake akan menjadi jauh lebih canggih sehingga dapat menimbulkan ancaman yang lebih serius kepada publik. Di sisi lain, saat ini sebagian besar orang saat melakukan aktivitas secara online melalui berbagai platform digital. Jika video-video palsu terus tersebar luas, maka efek jangka panjang yang dapat ditimbulkan adalah munculnya ketidakpercayaan pada bukti audio dan video secara umum.
Adakah Cara untuk Mendeteksi Video Deepfake?
Karena video deepfake sekarang sudah menjadi semakin umum, maka sebagai pengguna internet kita harus lebih berhati-hati dan lebih cerdas dalam mendeteksi info palsu. Berikut beberapa indikator video deepfake:
1. Cek kembali warna kulit, rambut, atau wajah seseorang dalam video tersebut. Biasanya video palsu akan menampilkan seseorang dengan wajah yang tampak lebih buram daripada gambar lingkungan di sekitarnya. Selain itu, fokus video juga terkadang terlihat tidak natural.
2. Cek pencahayaan video tersebut, apakah terlihat tidak natural? Perlu Anda ketahui bahwa seringkali algoritme deepfake akan tetap menggunakan pencahayaan dari video klip seseorang yang ingin ditambahkan. Jadi, pencahayaan akan terlihat tidak sesuai pencahayaan di video target.
3. Anda dapat mencermati kembali audio pada video tersebut karena deepfake seringkali menampilkan gerak mulut yang terlihat tidak natural. Hal ini banyak ditemukan terutama ketika video yang dimanipulasi menggunakan audio tidak diedit dengan baik.
Baca juga:
10 SEO Tools Gratis untuk Mencari Kata Kunci
Selain mencermati indikator di atas, saat ini juga sudah ada beberapa aplikasi yang bisa digunakan untuk mendeteksi video deepfake. Beberapa diantaranya seperti:
1. Sensity
Sensity bekerja seperti antivirus yang dapat mendeteksi deepfake. Software ini dapat melindungi Anda dari ancaman kejahatan visual.
Sensity dikembangkan oleh para peneliti Machine Learning dan threat intelligence specialists dengan tujuan untuk melindungi individu ataupun perusahaan dari ancaman yang ditimbulkan deefake dan bentuk media visual berbahaya lainnya. Ketika digunakan, Sensity akan mengirimkan pemberitahuan melalui email saat users melihat sesuatu yang menunjukan media sintetis buatan teknologi AI.
2. Operation Minerva
Software pendeteksi deefake yang selanjutnya bernama Operation Minerva. Software ini menggunakan digital fingerprinting untuk mengidentifikasi dan menemukan video palsu yang dibuat tanpa persetujuan Anda. Di halaman webnya, Operation Minerva menyebutkan bahwa mereka juga memberikan layanan untuk menghapus video palsu tersebut.
Kesimpulan
Beberapa tahun terakhir ini, deepfake memang menjadi salah satu teknologi baru yang sedang diminati oleh banyak orang. Social media banyak diramaikan dengan berbagai konten gambar ataupun video yang dimanipulasi agar seseorang dapat terlihat tua atau terlebih lebih muda. Bahkan ,tidak sedikit user yang menggunakan berbagai aplikasi dan mencoba-coba untuk mengubah wajah dari aktor favorite mereka dengan wajah user sendiri.
Sebenarnya, video deepfake yang dibuat menggunakan aplikasi yang tersebar luas di app store cukup mudah dikenali bahwa konten tersebut palsu. Namun ketika video deepfake secara matang dibuat menggunakan teknologi canggih oleh orang yang benar-benar ahli, maka video tersebut akan menjadi semakin sulit dideteksi kepalsuannya.
Jika Anda menggunakan aplikasi deepfake, maka Anda perlu berhati-hati ketika menggunakannya. Baca terlebih dahulu terms and conditions aplikasi tersebut sebelum menggunakannya. Jangan sampai video yang Anda buat dipergunakan oleh orang jahat untuk membuat video-video palsu yang merusak reputasi Anda.
Selain ancaman media visual, platform digital saat ini juga rentan dengan serangan cyber crime yang lain. Jika Anda saat ini mengembangkan aplikasi atau website sendiri, maka Anda perlu memastikan bahwa sistem yang Anda bangun memiliki tingkat keamanan yang tinggi. Jangan sampai sistem Anda memiliki kerentanan yang bisa digunakan oleh cyber hacker untuk mengakses info-info pribadi di dalamnya. Anda tentu tidak ingin terjadi kebocoran data pada aplikasi Anda bukan?
Sumber: Apa Itu Deepfake? Bagaimana Cara Kerja dan Resikonya?