6 Kesalahan Umum dalam Branding dan Cara Mengatasinya

6 Kesalahan Umum dalam Branding dan Cara Mengatasinya
IKUTI INSIGHT RUMAHMEDIA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Untuk membangun sebuah branding yang sukses dan berkelanjutan dibutuhkan strategi dan uji coba.

Makanya, tak heran kesalahan dalam branding masih sering kali terjadi. Kesalahan tidak bisa dihindari dan harus dijadikan pelajaran.

Memahami kesalahan umum yang sering terjadi dalam branding akan membuat kamu lebih hati-hati dalam membuat perencanaan dan strateginya.

Lalu, apa saja kira-kira kesalahan branding yang biasa dilakukan dan bagaimana cara menghadapinya?

Yuk, simak rangkuman selengkapnya dari Indeed, Namecheap, dan Growth Rocket di bawah ini!

1. Belum menentukan misi dan nilai bisnis

Bisnis dengan branding yang baik dan kuat akan memiliki nilai serta visi misi yang jelas.

Memulai perencanaan strategi branding dan brand image tanpa menentukan nilai serta tujuan bisnis akan membuat disjointed brand atau branding yang tidak terhubung.

Kesalahan ini umum terjadi dalam bisnis yang baru memulai proses branding.

Menentukan nilai dan tujuan adalah elemen penting untuk menentukan arah dan standar dari brand image.

Hal ini juga yang bisa memudahkan para calon pengguna atau konsumen terkoneksi dengan perusahaan dan produk yang ditawarkan.

2. Tidak melakukan riset pasar

Melakukan riset pasar adalah salah satu langkah krusial dalam branding.

Melalui riset pasar ini, kamu akan menemukan apa saja yang menjadi pertimbangan bagi audiens untuk memilih suatu brand.

Kesalahan dalam branding ini masih sering dilakukan saat bisnis menganggap bahwa semua orang bisa menjadi target pasar mereka.

Padahal, menargetkan semua orang justru akan mempersulit brand atau produk dikenal.

Hal tersebut akhirnya akan memengaruhi engagement dan penjualan. Tanpa riset dan analisis yang kuat, usaha branding-mu akan jadi sia-sia.

3. Mengabaikan brand guideline

Mengabaikan guideline atau pedoman yang telah dibentuk untuk brand kamu adalah kesalahan dalam branding selanjutnya.

Biasanya, saat membentuk sebuah brand, perusahaan akan membuat guideline seperti warna yang digunakan hingga pedoman iklan di media sosial.

Konsisten dan mematuhi brand guideline akan membuat proses branding kamu lebih efektif.

Riset yang dimuat oleh Lucidpress, dilansir dari Namecheap, mengungkapkan bahwa branding yang tidak konsisten memicu mundurnya pelanggan potensial.

Branding yang efektif membutuhkan brand guideline yang andal dan bisa digunakan untuk semua platform.

4. Voice-tone yang tidak konsisten

Bagaimana cara brand menyampaikan pesan sama pentingnya dengan isi pesan itu sendiri.

Visual memang penting dalam proses branding, namun voice-tone atau bagaimana kamu mengomunikasikan pesan kepada audiens memiliki kepentingan yang sama.

Menggunakan voice-tone yang berbeda saat berinteraksi dengan audiens, mengirim email, dan posting media sosial dapat menyebabkan kebingungan.

Pada beberapa waktu voice-tone yang tidak konsisten bahkan dapat merusak brand reputation.

Langkah yang bisa kamu ambil yaitu dengan membuat panduan penulisan.

Buat pedoman penggunaan voice-tone agar pemakaiannya konsisten dan audiens merasa berbicara dengan satu orang yang sama.

5. Tidak mengikuti tren/terlalu bergantung pada tren

Sebagai upaya untuk mengenalkan brand pada audiens melalui branding, hal yang tidak boleh terlewat sebagai pertimbangan tentu saja tren terkini.

Namun, kesalahan dalam branding bisa datang saat kamu tidak mengikuti tren dan terlalu bergantung pada tren.

Brand yang tidak mengikuti dan terhubung dengan tren akan kalah dengan para kompetitornya.

Tetap mengikuti tren untuk keperluan branding adalah upaya yang tepat asal dilakukan dengan tepat.

Namun, terlalu bergantung pada tren tanpa perencanaan yang kuat juga tidak baik.

Walaupun mengikuti tren bisa mengembangkan brand presence, terlalu bergantung akan menyebabkan brand kehilangan identitas.

Tips yang bisa kamu lakukan yaitu tetap kembangkan rencana branding utama dan tetap berpartisipasi dalam tren pada waktu-waktu dan yang sesuai dengan produkmu.

6. Meremehkan kekuatan logo

Logo adalah identitas utama agar suatu brand bisa dikenal. Namun, saat membuat logo, sering kali suatu brand tidak menaruh perhatian yang besar dan dibuat seadanya.

Padahal apa yang ada dalam sebuah logo baik itu visual, warna, brand tagline, akan bekerja secara harmonis untuk mendukung nilai yang menggambarkan brand tersebut.

Untuk mencegah terjadinya kesalahan ini, kamu harus memahami bagaimana brand identity bekerja dan buat logo berdasarkan faktor identitas tersebut.

Jika ingin melakukan rebranding, pastikan juga tampilan terbaru brand tetap terhubung dengan audiens dengan mempertahankan daya tarik brand yang telah terbentuk.

Itu dia beberapa kesalahan yang umum terjadi saat melakukan branding.

Agar tidak melakukan kesalahan yang sama, kamu perlu mempelajari lebih banyak strategi serta metode sebelum melakukan branding. 

Sumber: 6 Kesalahan Umum dalam Branding dan Cara Mengatasinya